Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT), Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi menjelaskan, kendala Foxconn soal permintaan lahan seluas 200 hektar tersebut susah dituruti pemerintah Indonesia.
"Sewanya hampir gratis, lha murah banget. Dia (Foxconn) di Tiongkok dapat lahan gratis. Makanya di sini juga mau gratis," jelas Budi ditemui di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Lapangan Bateng, Jakarta, Senin (21/4/2014).
Meski telah bertemu dengan sejumlah mitra lokal, seperti Modern Land, Erajaya, dan KBN, toh Foxconn belum membulatkan tekad membangun pabrik komponen ponsel di Indonesia. Pasalnya, terang Budi, Foxconn menginginkan lahan yang berada dekat dengan bandara Jakarta.
"Mereka maunya yang deket dari bandara Jakarta, karena nerbangin komponennya pakai pesawat, bukan pakai kapal," tutur Budi.
Budi pun mengatakan, sebenarnya pemerintah pernah menawarkan lahan di kota penyangga yang harganya lebih murah. Namun, pihak Foxconn menolak. "Tangerang kita tawarkan tapi belum ada yang deal. Mungkin (Foxconn) terlalu picky lah," ujar Budi.
Meskipun rencana Foxconn belum juga terealisasi, Budi optimistis, impor ponsel bisa dikurangi. Pasalnya, kini sudah ada 5 pabrikan ponsel yang tengah melakukan uji coba pasar. Mereka adalah Axioo, Polytron, Evercoss, Hier, dan SmartFren.
Budi mengatakan, mereka memproduksi ponsel pintar untuk segmen kelas menengah ke bawah, untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. Budi menambahkan, ujicoba selama 3 hingga 6 bulan, dan masing-masing memproduksi sekitar 50.000 hingga 100.000 unit ponsel pintar. Adapun Axioo membangun pabrik di Jakarta, Polytron di Kudus, Evercoss di Semarang, dan SmartFren di Serpong. "Hier juga bangun pabrik, saya lupa tempatnya," tukasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.