Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Lampaui Negara Maju, Pertumbuhan Ekonomi RI Harus Dua Digit

Kompas.com - 28/04/2014, 16:03 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menko Bidang Perekonomian, Rizal Ramli mengatakan, negara-negara Asia yang pernah menyalip perekonomian Amerika Serikat rata-rata pernah mencetak pertumbuhan ekonomi di atas 10 persen.

Dia bilang, Jepang pernah selama 15 tahun tumbuh dengan pertumbuhan ekonomi kisaran 12 persen. Sementara, Tiongkok selama 20 tahun, perekonomiannya tumbuh di antara 13-14 persen.

"Kalau kita mau ngejar, enggak bisa kalau hanya dengan 5-6 persen. Pertumbuhan ekonomi 5-6 persen itu buat nampung tenaga kerja baru aja enggak cukup, apalagi yang pengangguran," ungkapnya, dalam diskusi ekonomi politik, di Jakarta, Senin (28/4/2014).

"Tapi rakyat kita tidak makan makro ekonomi. Buat mereka yang penting kesejahteraannya naik atau enggak," imbuhnya.

Rizal menjelaskan, ukuran paling bagus untuk melihat kesejahteraan ada beberapa indikator, yakni, kecukupan gizi, akses kesehatan, akses air bersih, akses pendidikan, tingkat kesehatan. "Ini indikator kesejahteraan paling penting," lanjut dia.

Sayangnya, indikator yang disebut indeks pembangunan manusia itu masih rendah. Indonesia hanya di peringkat lima di kawasan ASEAN. Adapun negara dengan indeks pembangunan manusia paling baik adalah Singapura, disusul, Malaysia, Filipina, Thailand, kemudian baru Indonesia.

"Itulah kenapa rakyat kita tetap mau jadi TKI di Malaysia, karena di sana dianggap paling sejahtera. Jadi tugas sejarah kita, siapapun nanti pemimpinnya, 80 persen rakyat kita harus menikmati arti kemerdekaan. Kalau tidak, nanti terjadi masalah sosial," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com