"Pusat panas bumi ada di Sumatera, Nusa Tenggara, Jawa, Maluku, dan Sulawesi. Di situ ada potensi geothermal Indonesia," ujarnya ditemui di sela-sela konferensi "Indonesia Green Infrastructure Summit/ IGIS 2014", di Jakarta, Selasa (29/4/2014).
Meskipun memiliki potensi besar sumber energi alternatif, nyatanya hal itu hingga kini belum bisa dimanfaatkan optimal. Sejauh ini ada hambatan teknis untuk memanfaatkan sumber energi tersebut.
Bambang mengatakan, panas bumi berbeda dengan gas. "Yang beda kan panas bumi enggak bisa pindah. Uap di situ ya pembangkitnya di situ," sambung Bambang.
Setelah pembangkit listrik terbangun, listrik yang dihasilkan harus dialirkan ke konsumen lewat transmisi. Sayangnya, diakui Bambang, pembangunan infrastruktur transmisi ini pun mahal.
Dia menambahkan, pemerintah perlu memberikan insentif dan kemudahan agar sumber energi alternatif ini bisa dimanfaatkan sampai ke tangan konsumen.
Sekadar informasi, pemerintah menargetkan 100 persen elektrifikasi pada 2022. Bambang mengatakan, untuk mencapai target tersebut, sumber energi baru terbarukan bisa dimanfaatkan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.