Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Smelter Antam-Freeport Baru Mulai Dibangun pada 2015

Kompas.com - 30/04/2014, 17:39 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pra studi kelayakan (feasibility study) pabrik pemurnian bijih mineral Antam dan PT Freeport Indonesia, sudah selesai. Sementara itu, studi kelayakannya akan berlangsung selama delapan bulan hingga satu tahun.

Direktur Utama PT Antam Tbk Tato Miraza mengatakan, pembangunan smelter baru dimulai paling cepat tahun depan. Untuk pembangunan smelter, bakal memakan waktu selama 30 bulan. "Kita realistis saja, kan kita bukan tukang sulap," kata dia kepada wartawan, Rabu (30/4/2014).

Tato mengatakan, meski pra FS sudah selesai, namun Antam belum memastikan di mana tepatnya lokasi pembangunan smelter. Lokasinya, lanjut Tato, bakal diketahui setelah studi kelayakan selesai.

"Belum ada keputusan lokasi, cuman kandidatnya itu yang nanti ada dalam keputusan FS detilnya akan kita kaji lebih detil lagi," terang Tato.

Demikian juga dengan output produksi smelter Antam-Freeport. Dia pun belum memperhitungkan berapa pasti produksinya. Namun dia berharap tiap tahun smelter Antam-Freeport bisa memproduksi hingga 400.000 ton.

Sementara itu saat ditanya mengenai nilai investasi yang kabarnya mencapai 2,2 miliar dollar AS, Tato mengelak. "Justru kalau sama Antam harusnya turun (lebih murah). Itulah tujuannya Antam digandeng," sebutnya.

Tato mengatakan, belum ada rencana di luar kerjasama dengan Freeport. "Kita belum bicara sampai kesana, kita baru sama Freport saja lah," kata dia ditanya kemungkinan kerjasama dengan PT Newmont Nusa Tenggara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com