Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Rupiah Menguat Tak Selalu Baik

Kompas.com - 02/05/2014, 15:51 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah hari ini berada pada posisi Rp 11.537 per dollar AS, menguat dibandingkan posisi pada tanggal 29 April yang berada pada level Rp 11.589. Namun demikian, Bank Indonesia (BI) menilai penguatan rupiah tak selalu baik.

Menurut Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, pelemahan maupun penguatan rupiah bukan hal yang baik atau buruk. Hal yang terpenting adalah kestabilan nilai tukar rupiah.

"Bukan berarti menguat (rupiah) selalu baik, melemah selalu jelek. Pola pikir harus diubah, yang penting nilai tukar stabil, karena kalau tidak stabil orang tidak bisa usaha, tidak bisa buat anggaran. Nanti kalau stabil, maka dunia usaha bisa melakukan kerjanya," kata Mirza di Kompleks Perkantoran BI, Jumat (2/5/2014).

Mirza menjelaskan, penguatan nilai tukar rupiah terjadi jika sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang terus membaik. Di sisi riil, nilai tukar rupiah pun harus dapat menyeimbangi ekspor dan impor. Surplus neraca perdagangan, kata dia, harus terus dipertahankan.

"Surplus lebih besar, current account deficit (defisit transaksi berjalan) lebih kecil. 2,5 persen tahun ini dan tahun depan 2 persen," ujar mantan Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu.

Mirza mencontohkan, Tiongkok dengan sengaja melemahkan kurs mata uang yuan. Tujuannya agar ekspor dapat digenjot dan pertumbuhan ekonomi berada pada posisi yang stabil.

"Kita lihat Tiongkok, satu bulan terakhir melemahkan mata uangnya. Tiongkok yang tadinya mata uang yang menguat, beberapa waktu terakhir dibuat melemah supaya ekspor meningkat dan tidak terlalu turun," jelas Mirza.

Dia menyebutkan, Tiongkok memang ingin agar pertumbuhan ekonominya turun ke 7,5 persen tapi negara tersebut tidak mau turun hingga 7 persen. "Jadi mereka sekarang pakai instrumen kurs supaya kursnya lebih lemah sehingga ekspornya lebih kompetitif," jelas Mirza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com