"Kuartal I memang agak terjadi perlambatan. Dari data kami, (produksi semen) nasional tumbuh 3,7 persen. Padahal asumsi kita setahun 6 persen. Januari dan Februari memang sangat rendah lebih banyak karena cuaca," kata Dwi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu (7/5/2014).
Kondisi cuaca, kata Dwi, menyebabkan banjir di beberapa daerah di Tanah Air yang menyebabkan distribusi produk tak dapat berjalan lancar dan pembangunan rumah-rumah dan proyek infrastruktur lainnya pun terhambat.
"Di laut juga sempat 2 minggu badai. Itu menyebabkan kapal-kapal yang akan berlabuh dilarang berlayar. Itu membuat perlambatan kinerja dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ujar Dwi.
Namun demikian, pasar semen ke depan akan terus tumbuh. Dengan asumsi pertumbuhan 6 persen per tahunl konsumsi semen pada tahun 2017 diprediksi akan menembus 73,55 juta ton dibandingkan posisi 2013 pada kisaran 58 juta ton.
"Jika tidak ada penambahan kapasitas, dikhawatirkan terjadi shortage semen pada masa mendatang yang akan menghambat pembangunan nasional. Dengan prospek seperti itu, industri semen menempati posisi strategis dan perseroan mengantisipasi peluang ini dengan menerapkan perpaduan strategi mulai dari hulu sampai hilir," ujar Dwi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.