"Yang pertama, ini terkait kepercayaan nasabah. Namun bank menganggap nasabahlah yang teledor," kata Lana ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (13/5/2014).
Menurut Lana, kasus pembobolan kartu ATM ini mengindikasikan teknologi bank masih lemah dan rentan akan pembobolan dan peretasan. Kasus semacam ini, lanjutnya, tidak bisa hanya dilihat satu bank saja, namun harus diihat secara keseluruhan perbankan.
Untuk itu, regulator perbankan harus melakukan penguatan sistem bank secara keseluruhan guna menjaga keamanan data termasuk alat transaksi dari risiko pembobolan.
"Ini alarm penting bagi sistem keuangan kita, karena sistem keuangan menjadi ketahanan negara. Kalau ada yang usil bisa menerobos, sistem keuangan kita mudah saja dibuat tidak stabil," jelas Lana.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator, ujar dia, harus dapat membuat agar sistem keamanan bagi industri keuangan tidak mudah dibobol oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. "Kalau kerentanan sistem informasi bank gampang ditembus, ya sistem keuangan kita susah," ucapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.