Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CT: Subsidi Harusnya Berbentuk "Cash Transfer"

Kompas.com - 28/05/2014, 10:28 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang kian membengkak, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan anggaran dapat dialihkan ke cash transfer (semacam bantuan tunai) yang langsung menyasar kepada masyarakat yang benar-benar memerlukan. Sebab, menurutnya subsidi kepada barang tidak tepat.

"Bentuknya harus cash transfer. Semua subsidi itu yang bagus adalah semua kepada barang dihapuskan," kata CT di kantornya, Senin (26/5/2014).

Lebih lanjut, CT menjelaskan, untuk memberikan cash transfer  tersebut, terlebih dahulu harus diciptakan nomor identifikasi tunggal alias single identification number. Dengan nomor tersebut, pemerintah dapat mengetahui jumlah keluarga miskin dengan sebenarnya.

"Dialah (keluarga miskin) yang kita kasih (cash transfer). Dengan kita hapus seluruh subsidi, idealnya tidak ada subsidi dalam bentuk barang," jelas CT.

CT memaparkan, dengan dikurangi atau dihapuskannya subsidi BBM maka harga-harga khususnya bahan pokok akan melonjak naik. Untuk mengantisipasi peningkatan jumlah rakyat miskin akibat kenaikan harga bahan pokok, lanjut CT, golongan masyarakat inilah yang harus dilindungi.

"Idealnya kan tidak ada subsidi dalam bentuk barang, berarti harga-harga. akan naik, Orang miskin dan hampir miskin harus dilindungi. Nah, dilindungi dengan memberikan mereka dana agar hidupnya itu menjadi tidak lebih sulit dari sekarang. Bahkan kalau bisa lebih baik. Itulah sebenarnya maknanya subsidi," papar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com