"Neraca perdagangan perlu perhatian karena April kelihatannya defisit. Penyebab defisit kita lihat terutama dari impor yang besar. Dibandingkan Maret peningkatannya sampai 11 persen," kata Agus di kantornya, Jumat (30/5/2014).
Terkait komoditas-komoditas penyebab kemungkinan defisit tersebut, diakui Agus, masih harus dikaji lebih lanjut. Akan tetapi, kemungkinan defisit neraca perdagangan lebih banyak disebabkan persiapan untuk memasuki bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
"Ekspor kita lihat ada tekanan, terutama karena permintaan dari beberapa negara termasuk Tiongkok turun, sehingga ekspornya mungkin bukan bertambah tapi malah menurun," papar Agus.
BI melihat terjadinya penurunan ekspor karena pengaruh harga dan permintaan. Neraca perdagangan yang defisit, kata dia, mungkin ada unsur musiman, tapi harus terus diupayakan untuk surplus.
Seperti diberitakan, Neraca perdagangan RI mengulang surplus, setelah pada Februari lalu mencatat surplus sebesar 843,4 juta dollar AS. Badan Pusat Statistik melansir neraca perdagangan RI bulan Maret 2014 mengalami surplus sebesar 673,2 juta dollar AS.
Kepala BPS Suryamin menuturkan, surplus perdagangan disebabkan ekspor Indonesia yang mencapai 15,21 miliar dollar AS, sementara impor sebesar 14,54 miliar dollar AS.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.