Padahal margin kotor ini harus dikurangi biaya tenaga kerja sebesar 6 persen-7 persen dan sewa gerai 4 persen-5 persen.
RALS belum membuka nominal yang akan ditawarkan kepada investor. Namun sebagai gambaran, saban tahunnya supermarket bisa meraup penjualan senilai Rp 2 triliun.
Di sisi lain, Setyadi mengakui, pasar ritel kelas menengah bawah selama tiga tahun belakangan ini tidak menggembirakan. Pasalnya, lebih dari separuh gerai department store Ramayana berada di luar pulau Jawa. "Kalau pasar kelapa sawit melemah, penjualan kami juga ikut terpukul," paparnya.
Makanya, ekspansi gerai baru Ramayana juga seret. Sejak awal 2014 belum ada pembukaan gerai baru. Padahal, RALS berencana menambah enam gerai Ramayana sepanjang 2014. Antara lain di Bogor, Depok, Tangerang, Bandung, Solo, dan Malang. Untuk mendukung ekspansi bisnis tesebut, Ramayana menyiapkan belanja modal Rp 300 miliar–Rp 400 miliar.
Selama tiga bulan pertama tahun ini, Ramayana mengantongi pendapatan Rp 1,18 triliun, atau naik 9,42 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2013. Namun laba justru menyusut 2,45 persen menjadi Rp 38,571 miliar. (Adisti Dini Indreswari, Markus Sumartomdjon)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.