Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Delapan Pejabat Kemenhub Diperiksa Terkait Suap Perusahaan Jepang

Kompas.com - 08/06/2014, 09:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak delapan pejabat di jajaran Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan telah diperiksa Inspektorat Jenderal Kemenhub berkaitan dengan dugaan suap yang dilakukan perusahaan Jepang, Japan Consultant Transportation Inc.

Namun, Irjen menolak membeberkan identitas kedelapan orang tersebut. ”Identitas belum bisa saya buka karena pemeriksaan masih terus dilakukan. Saya juga harus melakukan pendalaman dan pengecekan ulang,” kata Irjen Kemenhub Wendy Aritenang, di Jakarta, Jumat (6/6/2014).

Ketika ditanya mengenai level atau posisi kedelapan orang yang diperiksa, Wendy juga menolak menjelaskan hal tersebut lebih lanjut.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub JA Barata menjelaskan, Japan Consultant Transportation Inc (JCT) adalah perusahaan yang melaksanakan pekerjaan desain atau supervisi proyek pembangunan rel ganda kereta api lintas selatan Jawa.

Berkaitan dengan dugaan suap itu, pihak Kemenlu Jepang telah melakukan siaran pers pada tanggal 1 April 2014 bahwa JCT telah diminta dengan sukarela tak ikut pelelangan proyek yang dibiayai bantuan teknis (ODA) Jepang. (baca:Garap Proyek Kereta Api, Perusahaan Jepang Sogok Pejabat Indonesia)

Pihak Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) telah menindaklanjuti dengan memberikan sanksi memasukkan mereka ke dalam daftar hitam selama tiga tahun kepada pihak JCT.

Selanjutnya, Kedutaan Besar Jepang di Indonesia diminta berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menindaklanjuti kasus tersebut, seperti Kementerian Luar Negeri, Bappenas, Menko Perekonomian, Kemenhub, Ditjen Perkeretaapian, dan Itjen Kemenhub.

”Itjen telah melakukan langkah-langkah klarifikasi kepada Dirjen Perkeretaapian sejak 30 April 2014 dan membentuk Tim Audit Khusus terhitung 7-14 Mei 2014,” kata Barata.

Tim ini bertugas menilai sejauh mana kebenaran atas dugaan suap JCT tersebut kepada delapan oknum pejabat di Ditjen Pekeretaapian,” kata Barata.

Pejabat Vietnam ditahan

Kasus yang sama terjadi di Vietnam. JCT ikut dalam proyek pembangunan Jalur 1 Proyek Pembangunan Jalur KA Urban Kota Hanoi.

Menurut harian Viet Nam News, enam pejabat yang terlibat dalam proyek ini telah ditahan, Mei lalu, termasuk Tran Quoc Dong (50), Wakil Direktur Utama Vietnam Railways Corporation.

Mereka diduga menerima suap dari JCT untuk memenangkan perusahaan konsultan tersebut. Pemerintah Jepang menyatakan hanya akan melanjutkan lagi program bantuannya setelah Pemerintah Vietnam menyelidiki JCT atau Vietnam Railways Corp dan menegakkan hukum kasus ini. (ARN/DHF/MAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com