"Untuk mengatasi defisit transaksi berjalan, BI rate mungkin harus bertahan pada level ini. BI rate masih akan stay, karena kalau dinaikkan pertumbuhan ekonomi lebih banyak cost dibandingkan benefitnya," ujar Eric.
Eric menjelaskan, prioritas Indonesia saat ini adalah mengatasi defisit transaksi berjalan. Ini karena apabila defisit transaksi berjalan terus melebar, maka dampaknya akan menyebar, seperti "kaburnya" investor asing dari Indonesia, tertekannya nilai tukar rupiah, dan berdampak pula kepada inflasi.
Transaksi berjalan tercatat surplus 0,2 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2011, kemudian menjadi defisit sebesar 2,8 persen pada tahun 2012 dan 3,3 persen pada 2013. Defisit ini terjadi sebagai dampak kenaikan impor bahan bakar minyak (BBM).
Di samping itu, Eric memaparkan pihaknya memprediksi pertumbuhan ekonomi RI hingga akhir tahun 2014 mencapai 5,5 persen. "Kita perkirakan 5,5 persen. Kita punya masalah dengan defisit transaksi berjalan. Pertumbuhan ekonomi lebih didorong oleh kebijakan yang diambil pemerintah dan BI," ungkap Eric.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.