Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/06/2014, 12:59 WIB


KOMPAS.com -
Lucky D. Aria termasuk salah satu produsen jam tangan kayu yang terbilang sukses. Terjun ke bisnis ini sejak Februari 2013, ia bisa meraup omzet hingga ratusan juta per bulan.

Jam tangan merek Matoa bikinannya juga berhasil menembus pasar manca negara, antara lain Jepang, Malaysia, dan Singapura. "Juli besok, saya juga mendapat orderan dari Jerman," kata pria asal Bandung, Jawa Barat ini.

Ide awal bisnis ini didapatnya saat tengah berkunjung ke Amerika Serikat pada awal 2012. Di Negeri Paman Sam itu, ia menemukan jam tangan kayu seharga Rp 1,8 juta.

Selain harganya lumayan mahal, mayoritas bahan kayunya juga berasal dari Indonesia. Jam kayu yang diproduksi di Amerika Serikat ini ternyata dipasarkan lagi ke Indonesia. Dari situ ia berpikir, "Kenapa tidak bikin saja di Indonesia?"

Pulang dari Amerika Serikat, Lucky tidak langsung terjun ke usaha ini. Ia memilih mematangkan dulu rencana bisnis tersebut dengan melakukan riset produk. "Awalnya, saya riset dulu tentang produk, baru pada Februari 2013 mulai berjualan," ucap Lucky kepada KONTAN belum lama ini.

Setelah yakin mampu, Lucky lalu memutuskan untuk mulai memproduksi jam tangan kayu. Untuk memperkenalkan jam tangannya di pasar, ia menggunakan merek dagang Matoa.

Awalnya, Lucky belum memproduksi sendiri. Setiap ada order, dia lempar ke pihak lain untuk memproduksinya. Pelan tapi pasti, jam tangan kayu Matoa makin disukai pasar dan permintaan terus meningkat.

Hingga saat ini, Lucky sudah memproduksi Matoa dalam tujuh varian jam tangan, antara lain Sumba, Flores, dan Moyo. Jam tangan itu dibanderol seharga Rp 890.000–Rp 980.000 per piece.

Menurut Lucky, pihaknya fokus memasarkan produk di dalam negeri. Namun belakangan, permintaan dari luar negeri mulai mengalir. "Sekarang 30 persen kami ekspor," ujarnya.

Untuk segmen pasar, Lucky mengaku fokus membidik konsumen usia 20 tahun–35 tahun. Menurutnya, jam tangan kayu bisa menjadi pilihan bagi anak muda yang bosan dengan jam-jam tangan bermerek.

Jam tangan bikinan Lucky masih serba tradisional. "Hanya 30 persen dari proses produksi dikerjakan oleh mesin. Sisanya masih memakai tangan," tuturnya.

Dalam memproduksi jam tangan kayu ini, Lucky dibantu 17 karyawan. Adapun kapasitas produksinya sekitar 300 jam per bulan. "Dari jumlah itu, semuanya adalah barang pesanan," ucapnya.

Lantaran produksinya berdasarkan order, sudah ada jaminan setiap jam bikinannya bakal ludes terjual.

Dari produksi sebanyak itu, ia bisa mengantongi omzet hingga Rp 267 juta per bulan. Selain dijual lewat internet, Lucky juga memasarkan produknya lewat tokonya di Bandung.

Sebelumnya, ia sempat menitipkan produknya ke beberapa toko di Jakarta. Namun karena keterbatasan produksi, ia tidak melakukannya lagi.

Kedepan, Lucky ingin mengembangkan Matoa dengan memperbanyak kapasitas produksi dan tipe produk.

Ia juga berencana membuat frame kacamata dan speaker deck untuk smartphone dari kayu.(Tri Sulistiowati)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Gaji Tinggi Eko Darmanto, Eks Kepala Bea Cukai DIY yang Diciduk KPK

Gaji Tinggi Eko Darmanto, Eks Kepala Bea Cukai DIY yang Diciduk KPK

Whats New
Kereta Cepat Whoosh Sudah Digunakan oleh 718.000 Penumpang

Kereta Cepat Whoosh Sudah Digunakan oleh 718.000 Penumpang

Whats New
3 Perusahaan Gas Teken Perjanjian Jual Beli untuk Pasok Industri di Aceh dan Sumut

3 Perusahaan Gas Teken Perjanjian Jual Beli untuk Pasok Industri di Aceh dan Sumut

Whats New
Apa Itu Asuransi: Pengertian, Unsur, Manfaat, dan Jenisnya

Apa Itu Asuransi: Pengertian, Unsur, Manfaat, dan Jenisnya

Earn Smart
Cara Menghitung Pendapatan Per Kapita dan Contohnya

Cara Menghitung Pendapatan Per Kapita dan Contohnya

Whats New
Rekrutmen Tamtama dan Bintara TNI AL 2024 Dibuka, Simak Persyaratannya

Rekrutmen Tamtama dan Bintara TNI AL 2024 Dibuka, Simak Persyaratannya

Work Smart
Luncurkan Iklan Terbaru, Sido Muncul Promosikan Pariwisata Indonesia ke Dunia Internasional

Luncurkan Iklan Terbaru, Sido Muncul Promosikan Pariwisata Indonesia ke Dunia Internasional

BrandzView
Perkuat Vokasi Standar Eropa, Kemenperin Gandeng Mitra Jerman dan Swiss

Perkuat Vokasi Standar Eropa, Kemenperin Gandeng Mitra Jerman dan Swiss

Whats New
Daftar UMK Kota Bandung 2024 dan 26 Daerah Lain di Jawa Barat

Daftar UMK Kota Bandung 2024 dan 26 Daerah Lain di Jawa Barat

Work Smart
Cek Promo 12.12 KAI, Beli Tiket Kereta Api Dapat Diskon 20 Persen

Cek Promo 12.12 KAI, Beli Tiket Kereta Api Dapat Diskon 20 Persen

Whats New
Tinggalkan Dollar AS, Transaksi Indonesia dan Korea Selatan Gunakan Rupiah dan Won Mulai 2024

Tinggalkan Dollar AS, Transaksi Indonesia dan Korea Selatan Gunakan Rupiah dan Won Mulai 2024

Whats New
Cara Transfer BSI ke BRI, BCA, BNI, dan Mandiri via BI Fast

Cara Transfer BSI ke BRI, BCA, BNI, dan Mandiri via BI Fast

Spend Smart
Keluh Kesah Bos Pizza Hut Usahanya Terimbas Gerakan Boikot Produk Israel

Keluh Kesah Bos Pizza Hut Usahanya Terimbas Gerakan Boikot Produk Israel

Whats New
10 Saham Paling Cuan Pekan Ini, Ada Dua Emiten Prajogo Pangestu hingga Kimia Farma

10 Saham Paling Cuan Pekan Ini, Ada Dua Emiten Prajogo Pangestu hingga Kimia Farma

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com