"Salah satu yang penting bagi Indonesia dalam menghadapi MEA adalah kurs rupiah tidak boleh lemah. Kita mau jadi ekonomi kuat, rupiah harus kuat," kata Ketua Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Airlangga Hartarto di Gedung Parlemen, Rabu (18/6/2014).
Khusus bagi emiten alias pelaku pasar modal, Airlangga mengungkapkan pelemahan nilai tukar rupiah tentu akan berdampak kepada sektor industri. Pelemahan tersebut akan menyebabkan pelaku usaha mengalami kerugian kurs.
"Akan mengakibatkan kerugian kurs, apakah posisinya melemah terus. Pengusaha tidak ada level (nilai tukar rupiahnya). Jangan melemah terus-menerus yang penting, karena akan merugikan," ujar Airlangga.
Sekedar informasi, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah pada siang hari ini menyentuh level Rp 11.978 per dollar AS. Sementara itu, pada sehari sebelumnya, Selasa (17/6/2014), rupiah ditutup pada posisi Rp 11.863 per dollar AS.
Menteri Keuangan (Menkeu) M Chatib Basri kemarin mengungkapkan bagi pemerintah, yang penting adalah kondisi ekonomi makro tetap stabil. “Jangan setiap hari nanya rupiah ke saya. Kesannya saya kerja di (perusahaan) valas,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.