Regional coordinator and advisor for Indonesia dari Mitsubhisi Corporation, Masataka Komiya menuturkan, studi kelayakan sudah selesai dan tinggal financial closing. Menurutnya, smelter nikel ini menggunakan teknologi hidrosystem yang memiliki tingkat purifikasi nikel 97 persen.
"Jadi yang purity-nya tertinggi seluruh dunia, bukan yang produk paruh jadi," katanya kepada wartawan di Kantor Kemenko Bidang Perkonomian, Jakarta, Rabu (18/6/2014).
Komiya mengatakan, perusahaan yang diberi nama PT Weda Bay Nickel tersebut adalah hasil kerjasama dengan perusahaan Prancis, Eramet S.A, dan PT Aneka Tambang. Komiya menuturkan, produk Weda Bay nantinya akan diperdagangkan di pasar domestik dan luar negeri, khususnya regional Asia.
Menteri Perdagangan, M Lutfi, ditemui di lokasi sama mengatakan, rencana aplikasi investasi Mitsubishi di pertambangan ini sudah masuk ke BKPM pada 2008 ketika dia menjadi Kepala BKPM. Saat itu disebutkan investasi yang akan ditanamkan sebesar 5 miliar dollar AS.
"Kalau sekarang 6 miliar dollar AS kali ya," kata Lutfi. Lutfi mengatakan, kontrak sudah dipegang oleh Weda Bay dan tinggal menunggu financial closing. Setelah itu semua selesai, Lutfi mengatakan pembangunan bisa dimulai akhir tahun ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.