"Tahun ini kita harapkan growth pembiayaan hingga 200 juta dollar AS, sehingga sampai akhir tahun bisa 400 juta dollar AS," kata Supadmo di Jakarta, Kamis (19/6/2014).
Menurut Sukatmo, sesuai dengan mandatnya, IIF akan terus fokus pada pembiayaan infrastruktur. Adapun proyek yang dibiayai antara lain jalan tol, infrastruktur telekomunikasi, listrik, dan gas. Secara spesifik, IIF membiayai proyek infrastruktur yang ramah lingkungan.
"Pasar infrastruktur di Indonesia sangat besar. Tapi swasta yang benar-benar mau turun dan memberi kredit masih terbatas. Kita menjadi jembatan bagi swasta untuk membiayai proyek itu," ujar Sukatmo.
Investasi infrastruktur di Indonesia hanya 3 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka itu masih jauh lebih rendah dibandingkan India yang mencapai 7,5 persen dan Tiongkok 10 persen.
"Untuk KPS (Kerjasama Pemerintah dan Swasta, kami di samping memberi pembiayaan kepada swastanya, kami juga bantu pemerintah dalam membentuk advisory untuk menyiapkan proyek KPS dari sisi pemerintah," ujar Sukatmo.
Adapun dana hasil sindikasi dengan International Finance Corporation (IFC) bersama Standard Chartered Bank dan Deutsche Bank sebesar 250 juta dollar AS akan digunakan untuk membiayai proyek infrastruktur antara lain jalan tol.
"Kami yang terbesar masih membiayai telekomunikasi, hampir 20 persen. Dana ini untuk membiayai jalan tol Cikampek-Palimanan," jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.