“Pembangunan jalan tol trans Sumatera dari utara ke selatan menurut saya salah arah. Seharusnya dari barat ke timur. Dai Medan ke Sibolga. Dari daerah lain di barat ke timur. Menyambungkan utara-selatan belakangan, melalui laut,” kata Lino dalam seminar Oxford Economics dan IPC, di Jakarta, Selasa (24/6/2014).
Oleh karena itu, dia mengapresiasi kedua pasangan calon Presiden dan wakil Presiden yang memiliki perhatian terhadap pembangunan maritim.
Dalam kesempatan sama, kepada wartawan, pengamat ekonomi Faisal Basri membenarkan apa yang telah diungkap Lino. Akademisi Universitas Indonesia itu menuturkan, Indonesia telah dianugerahi laut. Sebagai negara kepulauan, tidak selayaknya laut dianggap sebagai penghambat. Justru dengan adanya laut sebagai penghubung.
Pemerintah tidak perlu membebaskan lahan, membangun tiang-tiang pancang, dan menambal aspal. “Jadi justri yang harus dibangun bukan jalan tol Aceh-Lampung. Kita kan basisnya negara kepulauan, jadi harusnya yang dibangun pelabuhan. Jalan darat bukan dari utara-selatan, tapi timur-barat. Sehingga, Bengulu maju, Sumbar maju. Sekarang kan cuma pesisir timur. Ingat kita ini negara maritim,” katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.