Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Kompetisi Politik Ketat Penyebab Rupiah Melemah

Kompas.com - 27/06/2014, 09:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, kompetisi politik yang ketat menjelang pemilihan umum presiden pada 9 Juli 2014, merupakan salah satu penyebab melorotnya nilai tukar rupiah hingga menembus kisaran Rp 12.000 per dollar AS.

"Banyak yang agak khawatir melihat kompetisi politik ketat dan melihat ketidakpastiannya panjang. Ini yang membuat rupiah melemah," katanya di Jakarta, Kamis (26/6/2014).

Chatib menambahkan, selain situasi politik dalam negeri, pelemahan rupiah juga disebabkan oleh faktor lain seperti defisit neraca perdagangan pada April serta kondisi geopolitik di Irak, yang telah terjadi dalam beberapa minggu terakhir.

"Ketidakpastian itu membuat rupiah melemah dari Rp 11.300 ke Rp 11.600. Kemudian trade defisit membuat rupiah melemah ke Rp 11.800. Yang terakhir situasi di Irak yang membuat harga minyak naik, itu yang buat melemah sampai Rp 12.000," katanya.

Ia memprediksi pelemahan rupiah ini hanya sementara dan tidak terjadi hingga akhir tahun, asalkan neraca perdagangan kembali mengalami surplus, kondisi Irak dapat membaik dan pemilihan umum presiden berakhir.

"Nilai rupiah ini lebih kepada temporer, karena setelah pemilu berakhir, ketegangan politik akan hilang. Kemudian surplus neraca perdagangan akan terjadi, meskipun mungkin relatif kecil. Faktor geopolitik Irak juga sifatnya temporer," kata Chatib.

Senada dengan Chatib, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, kondisi politik menyebabkan kekhawatiran dari para pelaku pasar, sehingga rupiah mengalami pelemahan, namun situasi diperkirakan kembali normal seusai pemilihan umum presiden.

"Melihat hasil polling (pemilu) yang ketat, mungkin ada kekhawatiran. Tapi menurut saya, kita sudah mengalami pemilu 2004 dan 2009, dan semua lancar. Pemilu legislatif kemarin juga lancar, jadi seharusnya stabilitas politik dan keamanan tetap terjaga," katanya. 

Mirza mengakui pelemahan rupiah yang mencapai level Rp 12.000 per dolar AS terlalu "overshoot", namun situasi tersebut merupakan cerminan kondisi perekonomian saat ini dan belum ada upaya apapun dilakukan Bank Indonesia terkait depresiasi kurs ini.

"Bank Indonesia ini fungsinya menjaga stabilitas di pasar keuangan moneter, namun kalau misalnya ada kondisi (rupiah) yang tinggi, kami ada di pasar agar pelemahan tidak terlalu tinggi," katanya.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, menguat dua poin menjadi Rp12.088 per dolar AS dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 12.090 per dollar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia, tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp 12.091 per dollar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp 12.027 per dollar AS. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com