"Ada beberapa perusahaan outsourcing yang bandel melakukan penekanan terhadap tenaga kerja. Misalnya kalau dia digaji Rp 1 juta dia mau nggak nih kalau Rp 900.000 karena banyak yang antre. Jadi ada potong-potong," ujar Ketua Umum ABADI, Wisnu Wibowo di Jakarta, Selasa (1/6/2014).
Wisnu menjelaskan, temuan perusahaan outsourcing yang melakukan pemotongan pendapatan kepada tenaga kerja tersebut berdasarkan hasil riset yang dilakukan ABADI dibeberapa perusahaan outsourcing. Penyebabnya tidak lain adalah masih seringnya perusahaan mempekerjakan tenaga kerja yang tidak memiliki skill sehingga terjadi penumpukan pencari kerja.
"Contohnya upahnya Rp 1 juta per bulan, lalu ada kesepakatan management fee 10 persen, yang merupakan biaya untuk pengelolaan tenaga kerja yang ada di sana berikut keuntungan perusahaan sehingga Rp 1 juta itu seharusnya terkirim seluruhnya ke tenaga kerja. Tetapi karena ada suplay demand dan banyak memperkejakan unskill maka ini yang cukup banyak," katanya.
Terjadinya penumpukan pencari kerja tersebut membuat beberapa oknum mengambil keuntungan dengan melakukan pungutan yang sebenarnya tidak ada dalam kontrak kerja. Sayangnya, pungutan-pungutan yang dilakukan oleh oknum perusahaan outsourcing tidak ditindak secara tegas sehingga praktik-praktik seperti ini terus menjamur.
"Seharusnya di dalam kontrak kerja itu tidak ada. Ini oknum yang melakukan. Parahnya lagi tidak ada tindakan tegas dari pihak yang bertanggung jawab," tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.