Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasio Kredit Macet di BPR Masih Tinggi

Kompas.com - 07/07/2014, 13:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mengalami pertumbuhan kredit sebesar 18,02 persen secara year on year (YoY) di bulan April lalu. Sayangnya, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BPR di bulan April lalu secara umum masih tinggi yaitu di level 5,06 persen.

Menurut Joko Suyanto, Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), NPL BPR saat ini sebetulnya sudah mengalami perbaikan dibanding beberapa tahun lalu. Di tahun 2008, NPL BPR bahkan sempat menembus 10 persen.

"??Perbaikan terus dilakukan oleh teman-teman BPR sehingga NPL kami sekarang sudah menurun," kata Joko saat dihubungi KONTAN, Senin, (7/7/2014).

Joko mengakui, untuk sementara ini level NPL BPR memang akan tertahan di sekitar 5 persen. Namun ia membantah hal ini disebabkan persoalan kurangnya sumber daya manusia (SDM) BPR dalam melakukan pengawasan atas kredit yang telah disalurkan.

Account officer untuk mengawasi pelaksanaan penyaluran kredit di setiap BPR, kata Joko, sudah mempertimbangkan jumlah tenaga yang diperlukan dengan besaran jumlah kredit yang disalurkan.

"??BPR yang semula account officer-nya mencapai 10 orang dengan kredit senilai Rp 10 miliar, lalu kreditnya naik Rp 100 miliar, tentunya account officer-nya tidak mungkin tetap 10 orang," ujarnya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2014, NPL BPR sebesar 5,06 persen. Level kredit macet BPR sebetulnya menurun sedikit dibanding April 2013 sebesar 5,21 persen. Keberhasilan penurunan NPL BPR juga diikuti kenaikan total kredit BPR dari Rp 53,80 triliun di April 2013 menjadi Rp 63,50 triliun di April 2014. (Adhitya Himawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com