Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Catur, Difabel Pun Bisa Naik Sepeda Motor

Kompas.com - 10/07/2014, 08:16 WIB

"??Mereka harus menabung dulu baru bisa pesan sepeda motor, kadang sampai berbulan-bulan," ucap dia.

Diskriminasi di tempat parkir

Catur Bambang memang bukan satu-satunya modifikator sepeda motor bagi kaum difabel di kawasan Jabodetabek. Akan tetapi, Catur  bilang, dia adalah satu-satunya modifikator yang juga difabel. Kekurangan fisik itu yang menjadi keunggulannya dalam menjalani bisnis sebagai modifikator sepeda motor roda tiga.

Pasalnya, sebagai sesama difabel, Catur paham kebutuhan dan harapan konsumennya. Di samping itu, bagian sepeda motor yang ia rangkai pun tidak melekat secara permanen. Ia hanya menyambungkannya dengan mur. Kalau suatu saat ingin diotak-atik bisa lebih mudah.

Yang menarik, Catur juga memodifikasi sepeda motor khusus untuk istrinya, Manondang Tinambunan (38), yang juga cacat di bagian kaki karena kecelakaan kerja. Sejak menikah pada 2006, Catur membuatkan sepeda motor dengan sespan. Dulu, sespan digunakan untuk menyimpan kursi roda pada saat sepeda motor dikendarai. Kini, setelah punya anak, sespan itu bisa jadi tempat duduk sang anak saat diantar atau dijemput sekolah. "??Saya bersyukur bisa belanja dan mengantar anak layaknya ibu normal," ujar Manondang.

Catur pun bercerita, setelah mengendarai sepeda motor, kesempatan kerja dan berkarya kaum difabel lebih terbuka.

Meski mandiri, bukan berarti hidup para difabel tak punya kendala lagi. Baik Catur maupun Manondang mengatakan, sering ditolak oleh pengelola mal lantaran tidak ada ruang parkir khusus untuk mereka. "??Kami sering bingung, parkir di tempat sepeda motor tak cukup, tapi juga dilarang parkir di parkir mobil," ucap Catur.

Karena itu, dia berharap bisa memproduksi lebih banyak sepeda sepeda motor roda tiga. Dengan jumlah pengendara yang kian bertambah, ia berharap tak lagi mendapat diskriminasi.

Di masa mendatang, Catur pun berencana mengembangkan bengkelnya. Sudah ada rekan yang tertarik membuka bengkel serupa di luar kota, misalnya Jawa Timur dan Jawa Barat. "??Jadi saya yang konstruksi bagian tambahan di bengkel saya dan dipasang di bengkel mereka,"? tambah dia. (Marantina)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com