Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs mengatakan, hal yang wajar kalau terjadi volatilitas akibat pilpres. Sentimen rupiah sekarang ini banyak dipengaruhi faktor dalam negeri.
"Kami ada di pasar kalau ada volatile yang tajam," ujar Peter di Jakarta, Selasa (22/7). Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya sudah menegaskan bahwa persepsi pasar tidak bisa diprediksi.
Yang paling penting bagi BI adalah pergerakan rupiah cukup stabil dan sesuai fundamentalnya. Kalau sudah melenceng dari fundamental maka BI akan masuk untuk intervensi.
Intervensi ini sempat dilakukan BI pada akhir Juni lalu di mana rupiah sempat menembus level 12.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Adapun berdasarkan kurs tengah BI, rupiah menguat ke level 11.531 pada Selasa kemarin (22/7) dari hari sebelumnya 11.577. (Margareta Engge Kharismawati)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.