Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan: Buah Impor, Itu Pilihan Konsumen..

Kompas.com - 25/07/2014, 09:26 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Suswono tidak menyangkal saat dikonfirmasi bahwa Indonesia kebanjiran produk hortikultura impor, khususnya buah-buahan.

Namun menurut dia, ada sejumlah penyebab mengapa Indonesia masih banyak mengimpor buah-buahan. Salah satu alasannya, ada buah-buahan yang secara geografis tidak bisa tumbuh baik di Indonesia, seperti buah pir, buah kiwi, dan apel jenis tertentu. Permintaan terhadap buah tersebut, dipenuhi dari impor.

“Ya memang itu pilihan konsumen,” katanya ditemui di sela-sela pembukaan pasar agro, di eks RS Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (24/7/2014).

Padahal, di sisi lain, menutur Suswono, jumlah buah-buahan impor tidak lebih dari 10 persen dibanding produksi nasional RI. “Cuma buah-buahan impor ini kan adanya di gerai-gerai pasar modern kan, jadi seolah-olah kita kebanjiran,” katanya.

Ditanya soal langkah pemerintah agar buah lokal tidak semakin tergerus keberadaan buah impor, Suswono menerangkan hal tersebut bisa dilakukan ketika Permendag No.70 tahun 2013, diberlakukan nanti 2016. Beleid yang dikeluarkan pada masa Gita Wirjawan itu mengatur 80 persen produk yang dijual di pusat perbelanjaan modern, adalah produk lokal.

“Ini akan memberikan semangat petani untuk memproduksi buah lokal,” kata Suswono.

Caranya, lanjut dia, adalah dengan membuat kluster-kluster produksi pertanian. Dia bilang, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementan, sedianya telah mengawali kluster jeruk di Bukittinggi hingga ratusan hektar.

Dengan adanya sentra produksi ini, maka biaya produksi pertanian jauh lebih efisien, ketimbang mengumpulkan hasil produk dari lahan-lahan kecil yang tersebar di beberapa titik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com