Terkait kekhawatiran soal banyaknya barang-barang luar negeri yang akan masuk ke Indonesia, ia mengatakan, cara melihat persoalan tersebut harus diubah. Ekspor dan impor adalah hal yang lumrah dalam perdagangan.
"Cara kita melihat harus berubah. Tidak ada negara yang ekspor doang, nanti tidak ada perdagangan. Pasti ada impor. Kalau barang di dalam kurang, kita impor. Kalau lebih, kita ekspor. Itu fenomena yang biasa," kata Chatib di rumah dinasnya di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Senin (28/7/2014).
Ia melihat MEA sebagai peluang. Indonesia, kata dia, harus memanfaatkan momentum MEA dengan menjadi pemain di pasar regional. Indonesia dapat membangun industri di luar negeri untuk memasok kebutuhan pasar dalam negeri.
"Dulu waktu saya di Semen Gresik, kita lihat permintaan semen setahun tumbuh 15 persen, produksi cuma tumbuh 7 persen. Berarti sisanya impor. Daripada impor dari perusahaan orang lebih baik beli perusahaan di luar negeri. Jadi ketika impor, impor sendiri dari Semen Gresik yang ada di luar," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.