Argentina dan para kreditor telah melakukan negosiasi selama dua hari di New York. Defaut yang terjadi kali ini adalah yang kali kedua setelah hal serupa terjadi pada 2001. Seorang hakim AS menyatakan Pemerintah Argentina tidak bisa melakukan pembayaran bunga, kecuali para kreditor telah mendapatkan uang yang mereka klaim sebesar 1,5 miliar dollar AS. Hal inilah yang menyebabkan negara tersebut dianggap gagal bayar.
Terkait dengan buntunya proses negosiasi, Axel Kicillof memutuskan untuk kembali ke Argentina, tanpa ada rencana kembali melakukan pembicaraan. Dia menuding para kreditor seperti "burung pemakan bangkai".
Di sisi lain, sekelompok bank asal Argentina berupaya membantu pemerintah negara tersebut dengan membeli surat utang yang dipegang oleh Elliot Management, yang harganya telah jatuh. Dengan demikian, ada waktu lebih banyak lagi untuk dilakukan pembicaraan antara Pemerintah Argentina dengan pihak kreditor.
“Kami pikir, hal itu (pembelian surat utang oleh bank-bank Argentina) merupakan jalan terbaik untuk menyelesaikan permasalahan dan mencari solusi," ujar analis Bank of America, Jane Brauer seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (31/7/2014).
Argentina sejauh ini memiliki utang sebesar 29 miliar dollar AS dalam bentuk surat utang valas. Dari jumlah itu, sekitar 25 persen kreditor menginginkan agar uangnya kembali. Namun demikian, Argentina tak memiliki dana yang memadai, lantaran devisa yang dimiliki berada di titik terendah dalam 8 tahun terakhir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.