Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Ekstrim, Ikan Langka dan Mahal

Kompas.com - 11/08/2014, 09:55 WIB
Kontributor Bone, Abdul Haq

Penulis

BONE, KOMPAS.com - Cuaca Ekstrem buruk yang melanda perairan teluk Bone sejak sepekan mengakibatkan ratusan nelayan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan enggan untuk melaut. Akibatnya harga berbagai jenis ikan laut di pasar tradisional di wilayah ini mengalami kenaikan.

Naiknya harga ikan laut ini tentu saja dikeluhkan konsumen, khususnya ibu rumah tangga. Senin, (11/08/2014).

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com di Pasar Bajoe untuk harga ikan kakap merah yang biasanya dijual seharga Rp 25.000 per kilogram merangkak naik menjadi Rp 40.000. Begitu juga dengan harga cumi cumi, yang semula hanya Rp 40.000 per kilogram melonjak naik menjadi Rp 60.000 per kilogram.

"Harga ikan memang lagi naik. Sejak sepekan terakhir ini pasokan kurang karena nelayan banyak yang tidak melaut jadinya seperti ini,” ujar Wardi, pedagang ikan di pasar Bajoe.

Hal senada diungkapan pedagang ikan di pasar Sental Palakka, Sakka, mengatakan, kurangnya pasokan ikan segar, ikut mempengaruhi tingkat penghasilan para pedagang ikan.

Ia mengatakan, hanya sedikit nelayan yang berani melaut dalam kondisi cuaca buruk, sehingga hasil tangkapan mereka pun sedikit. Akibatnya harga ikan laut menjadi naik sekitar 50 hingga 100 persen.

Dia menyebutkan, berkurangnya hasil tangkapan nelayan selama sepekan terkhir ini mengakibatkan harga ikan yang harus ditebus para pedagang ikan di pasar pasar hingga dua kali lipat.

"Kami mau bagaimana lagi, kondisinya sudah seperti itu, jadi mau tidak mau, harga ikan terpaksa kami naikkan," kata Sakka.

Mengenai kondisi cuaca ekstrem yang memicu sebagian besar nelayan di Kabupaten Bone dan sekitarnya enggan melaut, hal itu dikarenakan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Selatan agar nelayan mewaspadai cuaca esktrem hingga beberap hari ke depan. Kenaikan harga ikan ini juga dipicu oleh pola konsumen yang menjadikan ikan sebagai lauk pauk yang pokok bagi masyarakat Indonesia Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com