Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Resep Ibu, Liche Sukses Raup Miliaran Rupiah

Kompas.com - 13/08/2014, 08:46 WIB


KOMPAS.com —
Dulu, menjadi pengusaha tak pernah sekalipun terlintas di benak Liche Lidiawati. Selepas SMA, dia memilih kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Namun, siapa sangka, kini Liche muncul sebagai pengusaha kue kering yang sukses mengantongi omzet miliaran rupiah saban tahun.

Bakat memasak sudah terlihat pada diri Liche sejak duduk di bangku SMA. Memiliki ibu yang hobi memasak, secara tak sengaja, menumbuhkan kecintaan Liche pada dunia masak-memasak. Lantas, sejak punya anak, Liche makin sering terjun di dapur, terutama untuk membuat kue kering.

“Awalnya saya hanya mengkreasikan makanan yang disukai anak-anak menjadi kue kering, seperti sereal coco crunch,” kisah perempuan yang 30 tahun menjadi dokter gigi di Pertamina ini.

Liche pun mengisahkan, dulu kue kering dibuat berdasarkan resep milik sang ibu. Ia sama sekali tak pernah ikut les membuat kue karena menurutnya resep dari ibunya sudah cukup.

Ternyata, penggemar kue kering bikinan Liche tak terbatas pada ketiga orang putranya. Banyak teman kantornya juga menyukai kue buatan Liche. Lantas, sejak 1996, Liche mulai menjual kue kering secara terbatas dengan harga Rp 5.000 per stoples.

Setiap hari sepulang kerja, mulai pukul 18.00 hingga 01.00, Liche membuat kue pesanan teman-temannya. Ketika pesanan bertambah banyak, dia melibatkan tiga  asisten rumah tangganya.

Lantaran rasa yang enak dan gurih, kue kering buatan Liche semakin laku. Order kue kering pun membeludak. Padahal ia mengaku tidak pernah menawarkan kue kering kepada orang-orang. Justru, konsumen yang rajin untuk merekomendasikan kue Liche kepada orang-orang.

Ketika krisis moneter melambungkan harga bahan baku kue, Liche sempat berpikir untuk mengerem laju usahanya dan mengurangi produksi. Akan tetapi, di luar dugaan, banyak konsumen yang justru mencari kue kering buatannya untuk Lebaran, meski harganya naik. Dari situlah, Liche menyadari tingginya kebutuhan kue kering pada saat Hari Raya.

Tak mau melewatkan kesempatan, Liche menambah karyawannya menjadi 10 orang. Dia juga membeli rumah persis di samping rumahnya untuk memperluas tempat produksi.

Tahun 2000-an, Liche mulai menerapkan sistem keagenan. “Pesanan selalu banyak. Akan tetapi, karena ini bisnis hobi, saya tidak terlalu memusingkan manajemen,” kata perempuan kelahiran Jakarta, 29 April 1955, ini. Saat itu, agen kue Liche hanyalah orang-orang yang ia kenal di tempat kerja.

Makin serius menekuni bisnisnya, Liche pun terus menambah varian kue kering. Beragam bahan baku, seperti buah-buahan, kacang hijau, dan cokelat, ia racik menjadi varian baru kue kering. Liche mengatakan, kakak iparnya, yang juga pembuat kue, kerap memberi masukan untuk resep dan ide kue baru.

Semakin besar bisnis, jumlah karyawan Liche terus bertambah, begitu juga dengan kapasitas produksinya. Pada 2002, dia mendirikan pabrik seluas 600 meter persegi untuk menampung sekitar 80 karyawan. Tak tanggung-tanggung, Liche membenamkan investasi hingga Rp 1 miliar, di antaranya untuk membeli tiga oven.  

Manajemen rapi

Setelah delapan tahun bergelut dalam usaha kue kering, barulah Liche membubuhi merek kue buatannya. Ia memilih Yorya yang merupakan singkatan dari nama ketiga anaknya, Adya Kemara, Ryan Narendra, dan Yodha Prasta Pradana. Pada 2009, nama itu baru dipatenkan sebagai merek usaha.

Liche mengakui, usaha kue kering merupakan usaha musiman karena orang tidak membeli kue jenis ini setiap hari. Puncak penjualan baru tiba saat Lebaran dan Natal. Namun, Liche meyakini, kue kering pasti jadi kebutuhan selama Hari Raya. “Orang yang tidak punya uang pun bela-belain membeli kue kering,” tuturnya. Terbukti, pesanan kue kering Yorya selalu naik sekitar 15 persen setiap tahun.

Halaman:
Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com