Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mundurnya Dirut Pertamina Dinilai Ganjil

Kompas.com - 18/08/2014, 14:24 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan dikabarkan mundur dari jabatannya lantaran akan mengajar di Universitas Harvard. Ekonom Faisal Basri memandang pengunduran diri Karen tersebut sedikit ganjil.

Faisal mengaku baru mendengar kabar mundurnya Karen dari pertanyaan wartawan. "Berdasarkan info dari Anda, agak ganjil kalau alasannya mau mengajar," kata Faisal di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Senin (18/8/2014).

Menurut Faisal, alasan Karen mundur dari jabatan Dirut Pertamina mungkin karena ada sesuatu yang terjadi dan Karen sudah tidak tahan dengan kondisi tersebut. Akan tetapi, ia mengaku tidak mau berspekulasi lantaran tidak mengenal Karen dengan baik.

"Tekanan-tekanan itu, tapi saya tidak tahu. Saya ketemu Bu Karen baru sekali, di seminar. (Saya) tidak mengenal baik," ujar Faisal.

Meskipun demikian, Faisal mengungkapkan, pada dasarnya, Pertamina dan PLN merupakan dua badan usaha milik negara (BUMN) yang memiliki kontribusi terbesar dibandingkan seluruh BUMN, yakni sekitar 70 persen. Dengan demikian, apabila ada masalah yang menyangkut kedua BUMN tersebut dan dapat diselesaikan, tidak ada masalah berarti yang melibatkan BUMN secara keseluruhan.

"Kalau dua itu dibereskan, ya beres. Tapi, kepentingannya luar biasa di situ. Soal BBM, belum soal yang lain, seperti oktan, itu kan lebih ngeri lagi," ujar Faisal.

Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, Karen telah meminta pengunduran diri dari jabatannya. Menurut Dahlan, pengunduran diri Karen tersebut dilatarbelakangi keinginan Karen untuk mengajar di Universitas Harvard.

"Kira-kira tinggal satu bulan lagi beliau jadi Dirut Pertamina karena beliau ingin urus diri sendiri,, keluarga, dan ingin karier berikutnya, yaitu beliau ingin mengajar. Beliau sudah diterima mengajar di Harvard, Boston. Beliau disurati terus ke Harvard kapan bisa melaksanakan mengajarnya itu. Karena itu, saya tidak bisa tahan lagi," ujar Dahlan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com