Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Bank BUMN Segera Teken MoU e-Toll

Kompas.com - 19/08/2014, 09:07 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Di tengah isu panas konsolidasi bank BUMN, tiga bank pelat merah akhirnya legowo dan bergandengan tangan. Senin (18/8/2014), Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sepakat melepas logo masing-masing. 

Tiga bank kakap ini sepakat mengubah logo mesin gesek atau electronic data capture (EDC) dari logo masing-masing bank menjadi LINK. Sederhananya, mesin EDC yang kerap Anda jumpai di kasir tidak lagi berlogo Mandiri, BNI atau BRI, melainkan LINK.

"Ke depan akan lebih banyak inisiatif bersama antara Himpunan Bank-bank Negara (Himbara). Bisa jadi nanti akan ada satu ATM yang digunakan bersama. Kami akan kompetisi di fitur dan lainnya, bukan infrastruktur," ujar Darmadi Sutanto, kemarin.

Tiga bank sepakat gandengan tangan mengembangkan  infrastruktur EDC lantaran lebih efisien.

Sebagai gambaran, harga EDC sebesar 110 dollar AS- 120 dollar AS per unit. Rahmat Broto Triadji, Group Head Electronic Banking Bank Mandiri mengatakan, peleburan mesin EDC akan memperluas penetrasi pasar. Sebagai gambaran, dari tiga EDC yang ada, satu mesin akan diubah menjadi logo LINK. Sementara, dua mesin lain akan ditempatkan di tempat lain. 

"Pangsa pasar tiga bank BUMN dari total transaksi merchant mencapai 50 persen. Sinergi ini efisien dan bisa meningkatkan volume transaksi," ujar Toni Soetirto, Direktur Konsumer BRI. Kerjasama ini pun tidak mengharuskan bank merogoh biaya. Sebab, selama ini mesin EDC bank kebanyakan berstatus sewa. 

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), jumlah EDC terpasang mencapai 614.000 di seluruh Indonesia. BNI memiliki 64.839 unit, BRI 35.000 unit dan Mandiri 210.000 unit. Jumlah EDC tiga bank BUMN berkontribusi 48 persen dari total pasar transaksi EDC.

Catatan saja, LINK merupakan jaringan ATM khusus antara bank BUMN. LINK dimiliki oleh Himbara dan dikelola oleh Telkomsigma, anak usaha Telkom.

MoU e-Toll 

Yang  pasti, kemesraan antara bank BUMN bakal terus terlihat. Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, mengatakan, pihaknya sudah menemukan kata sepakat dengan BNI dan BRI terkait akses e-money di jalan tol milik Mandiri alias e-Toll. 

"Kami akan segera melakukan perjanjian komitmen dengan BRI dan BNI," katanya.  Darmadi bilang, BNI sudah bertemu dengan Mandiri dan memasuki tahap pembahasan  kesepakatan awal bisnis. "MoU general sudah diteken. Nanti ditindak lanjuti secara khusus," ujar Toni kepada KONTAN.

Darmadi menambahkan, penggunaan e-Toll baru bisa terwujud pada awal tahun 2015 mendatang. Padahal, Mandiri menargetkan akan membuka akses e-Toll bagi BRI dan BNI pada bulan Agustus tahun ini, atau tiga bulan setelah kerjasama akses e-money di KAI Commuterline.

Mengacu data Bank Mandiri per Juli 2014, jumlah e-money yang beredar mencapai 4 juta kartu. Dari total segitu, frekuensi transaksi 73 juta dan nominal transaksi Rp 750 miliar. Sementara, BNI telah menerbitkan e-money sebanyak 102.545 kartu dengan transaksi 23.372 transaksi per Mei 2014. 

Berdasarkan data BI, potensi pengembangan e-money pada sektor transportasi di Jakarta dan sekitarnya mencapai Rp 23,4 triliun per tahun. Angka tersebut terdiri dari transaksi Commuter Line sebesar Rp 1,4 triliun per tahun. Kemudian, dari moda transportasi TransJakarta sebesar Rp 680 miliar per tahun. (Adhitya Himawan, Dessy Rosalina, Nina Dwiantika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com