“(Ada Presiden) Terpilih dulu saja. Jangan berwacana sebelum terpilih (Presiden baru) secara definitif, tunggulah,” kata Chairul Jakarta, Rabu (20/8/2014).
Lebih lanjut dia menilai tidak baik sikap media yang terkesan menekan pemerintahan sekarang. Sebab, dia yakin setelah ada Presiden terpilih definitif, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono akan bertemu dengan pemerintahan baru tersebut.
“Silakan mereka bicara, karena keputusan itu, keputusan politik. Saya tidak mau mencampuri keputusan urusan politik, keputusan saya keputusan ekonomi,” tandas Chairul.
Namun, kata dia, mekanisme pemberian subsidi BBM harus dialihkan dari subsidi orang menjadi subsidi barang.
Sebagai informasi, telah banyak masukan bagi pemerintah SBY saat ini jika ingin membantu pemerintah baru, dalam hal mengantisipasi jebolnya defisit APBN mendatang.
Sebut saja ekonom Standard Charetered Bank Fauzi Ichsan, serta pengamat ekonomi dari Universtias Indonesia Faisal Basri yang menyebut SBY bisa berbagi beban APBN dengan Jokowi dengan menaikkan harga BBM bersubsidi di sisa masa pemerintahan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.