Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/08/2014, 19:27 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai kurang cekatan untuk mengantisipasi kelangkaan bahan bakar minyak yang kini terjadi di berbagai daerah. Pemerintah dinilai lambat memprediksi serta menyiapkan anggaran yang cukup untuk memasok BBM bersubsidi ke masyarakat.

"Sangat disayangkan, SBY tidak bisa mengantisipasi gejala kelangkaan BBM ini. Mestinya SBY bisa mengambil langkah-langkah antisipatif, sehingga tidak terjadi antrean yang panjang di sejumlah daerah," kata Peneliti Populis Institute, David K. Alka melalui pesan singkat, Rabu (27/8/2014) siang.

Kondisi semacam ini, kata David, juga akan mengganggu transisi pemerintahan jelang pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober mendatang. Menurut dia, SBY harus segera mengambil langkah-langkah serius untuk menyelesaikan masalah kelangkaan BBM, jika perlu dengan menaikkan harga.

"Sudah saatnya SBY mengambil langkah menaikkan harga BBM, sehingga ada kepastian perihal ketersediaan dan kepastian harga BBM," ucap David.

Dia menambahkan, SBY tidak perlu merasa khawatir dengan resiko inflasi yang akan ditimbulkan dari kenaikan BBM itu. Jika BBM terus langka, justru resiko inflasi akan lebih besar. "Kelangkaan BBM ini justru dapat mengganggu aktivitas perekonomian masyarakat, yang dapat menyebabkan inflasi," pungkas David.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com