Justru yang dikhawatirkan pengusaha adalah transportasi umum yang selama ini digunakan oleh masyarakat kelas bawah. "Ini harus ada program intervensi langsung ke masyarakat tersebut melalui bantuan tunai, atau memberikan kupon kepada mereka agar mereka bisa belanja, bisa membeli sesuatu dengan murah," tegas bos Bosowa Group itu, ditemui di sela-sela IBEX 2014, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (28/8/2014).
Menurut Erwin, pelaku UMKM akan bisa menerima kenaikan harga BBM bersubsidi. Dia bilang, masih banyak insentif lain di luar BBM bersubsidi untuk mendorong pertumbukan UMKM. Dia menegaskan, pelaku UMKM lebih mengkhawatirkan kepastian pasar, kepastian bahwa produk yang dihasilkan akan dapat diserap pasar. Oleh karenanya, daya beli masyarakat bawah haruslah dijaga.
"Terus harus ada akses financing yang lebih murah. Saya kira itu concern yang menjadi fokus mereka," kata Erwin.
Di sisi lain Erwin mengatakan, sebenarnya persoalan yang menjadi beban pengusaha UMKM bukanlah soal BBM. Pasalnya, banyak di antara pengusaha memang sudah mengonsumsi BBM nonsubsidi.
"Persoalan kita jangan sampai biaya logistik itu mahal. Kemudian infratruktur juga, transportasi. Bukan mahal karena minyak mahal, tapi kehilangan waktu. Yang mungkin bisa dikirim dalam 2 jam, menjadi 1 hari," tegas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.