Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Bank Kakap Amerika Diserang "Hacker"

Kompas.com - 29/08/2014, 10:07 WIB


WASHINGTON, KOMPAS.com -
Alarm tanda bahaya menyala bagi sistem perbankan Amerika Serikat (AS). Laporan terbaru Pemerintah AS, kelompok peretas (hacker) tengah membidik JP Morgan Chase & Co dan empat bank kakap lain. 

Sumber Bloomberg menyebut, peretas telah mencoba membobol sistem JP Morgan selama periode Agustus ini. "Peretas berencana menguras uang nasabah," ujar sumber tersebut. Kamis (28/8/2014). 

Peretas juga disinyalir ingin mencuri data pegawai JP Morgan. Temuan awal, peretas tersebut membobol sistem JP Morgan melalui transaksi antara bank dengan peritel atau konsumen. Metode ini paling lazim digunakan sebab membobol langsung sistem keamanan bank besar sangat sulit. Saat ini, Biro Investigasi AS (FBI) tengah mendalami kasus pembobolan tersebut.   

Penyelidikan FBI mengarah pada kelompok peretas Rusia. Aksi pembobolan ini dicurigai sebagai aksi balas dendam Rusia yang mendapat sanksi keras dari Pemerintah AS karena konflik di Ukraina. Hingga kini, JP Morgan enggan buka-bukaan tentang data nasabah yang tercuri. "Bank besar seperti kami menghadapi percobaan pembobolan setiap hari. JP Morgan punya sistem berlapis yang aman," ujar Patricia Wexler, Jurubicara JPMorgan.

FBI terus mendalami kasus ini. FBI masih berupaya membuktikan apakah peretas berhasil membobol sistem JP Morgan. 

Yang pasti, penelitian terbaru mengungkapkan, sistem JP Morgan pernah disusupi virus. Peretas memasukkan virus lewat jaringan JP Morgan di Hong Kong dan India. Virus ini dideteksi berpotensi mencuri data nasabah. 

Sumber Bloomberg yang merupakan salah satu peneliti sistem keamanan berbisik, jaringan komputer JP Morgan disusupi virus Zeus Trojan pada Juli lalu. Di India, peretas memasukkan Sality malware.

Memasukkan virus

Catatan FBI, percobaan pembobolan terakhir peretas terhadap sistem perbankan AS menggunakan perangkat lunak (software) bertajuk "zero-day". Software ini meretas situs bank bersangkutan kemudian mengendalikan seluruh transaksi bank. "Software ini terkadang tidak memberi tanda bahaya sehingga peretas bisa leluasa mengendalikan," ujar sumber Bloomberg.

Asal tahu saja, JP Morgan merogoh kocek sebesar 200 juta dollar AS tiap tahun untuk memelihara sistem keamanan.  Jamie Dimon, CEO JP Morgan mengatakan, bujet keamanan bakal terus membesar dalam tempo tiga tahun mendatang. 

Demi memproteksi data nasabah, JP Morgan merekrut 600 tenaga teknis. Ratusan orang ini bertugas mengamankan jaringan JP Morgan di seluruh dunia. 

Sejatinya, ketegangan politik antara AS dan Rusia memang memanas di dunia maya. Perusahaan keamanan AS, Hold Security LLC pada awal Agustus lalu menyatakan, peretas Rusia telah mencuri 1,2 miliar data pribadi pengguna pribadi warga AS. 

Jumlah ini merupakan terbesar dalam sejarah. Mengutip The New York Times, pencurian data itu menimpa 420.000 website, termasuk situs perusahaan raksasa yang masuk kategori Fortune 500. Alex Holden, pendiri Hold Security LLC menyatakan, sindikat peretas Rusia beroperasi di Rusia bagian Tengah, dekat perbatasan Kazakhstan.

JD Sherry, Vice President Trend Micro menilai, fenomena peretasan data warga AS bukan hal baru. "Ekonomi Eropa Timur mengandalkan harta karun berupa peretas yang memiliki miliaran data," ujar dia. (Dessy Rosalina)                 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com