Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2014 Maksimal 5,3 Persen

Kompas.com - 29/08/2014, 17:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pertumbuhan ekonomi 2014 diprediksikan maksimal hanya mencapai 5,3 persen, menyusul melorotnya ekspor khususnya dari sektor pertambangan, dan lemahnya belanja pemerintah.

“Pertumbuhan ekonomi tahun ini pasti di bawah target, di bawah asumsi APBNP. Tapi tahun depan sangat tergantung bagaimana kondisi globalnya, tahun depan 5,6 persen,” kata Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Jumat (29/8/2014).

Sebagaimana diketahui, sejak 12 Januari 2014 lalu pemerintah melarang ekspor mineral mentah, sebagai implementasi dari Undang-undang No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba). Praktis, setelah pelarangan ini, negara tidak mendapatkan pemasukkan dari sektor pertambangan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Bambang mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi di rentang 5,2 persen hingga 5,3 persen didasarkan pada kondisi kuartal I dan II tahun ini, serta kemungkian adanya perbaikan di kuartal akhir tahun ini.

“Kemarin (kuartal I-II) yang lemah itu belanja pemerintah, lalu ekspor utamanya dari pertambangan. Jadi, kalau ini ada perbaikan, mudah-mudahan di semester 2 ini kita bisa memperbaiki sedikit, sehingga 5,3 persen lah. Tapi kalau susah ya 5,2 persen,” tegas Bambang.

Lebih lanjut dia bilang pemerintah realistis melihat kondisi perkembangan ekonomi tiap kuartal. “Tidak usah dipaksain. Kalau pertumbuhan lebih baik kan lebih seneng. Tapi kita coba realistis, melihat bagaimana kondisi terakhir di ekonomi,” tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Whats New
Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Whats New
Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan 'Transfer Pricing'

Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan "Transfer Pricing"

Whats New
OJK Sebut Pangsa Pasar Perbankan Syariah Capai 7,38 Persen Per Maret 2024

OJK Sebut Pangsa Pasar Perbankan Syariah Capai 7,38 Persen Per Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com