Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Cashless Society", Ketika Uang Fisik Hilang dari Dompet Anda

Kompas.com - 30/08/2014, 20:44 WIB

Meskipun masih kecil, transaksi non-tunai di Indonesia meningkat tajam sejak beberapa tahun lalu. Menurut catatan Bank Indonesia, pada tahun 2009 terjadi 48 ribu transaksi dengan nilai Rp 1,4 miliar per hari. Jumlah ini meningkat pada 2010, yaitu 73 ribu transaksi dengan nilai Rp 1,9 miliar per hari. Pada 2011 jumlahnya kembali meningkat menjadi 112 ribu kali transaksi dengan nilai Rp 2,7 miliar per hari, dan terus meningkat pada 2012 menjadi 219 transaksi dengan nilai Rp 3,9 miliar per hari.

***

Era baru seperti yang dibayangkan Reich memang tak terelakkan. Anda bisa bertanya pada diri Anda sendiri, seberapa banyak uang cash yang masih Anda bawa setiap hari? Masihkah Anda membayar tagihan telepon, listrik, air, dengan cara antre di loket pembayaran? Belanja online atau memilih menembus kemacetan untuk membeli sebuah buku, sepotong baju, atau aneka kebutuhan Anda?

Transaksi non-tunai bukan cuma soal kenyamanan konsumen dan industri perbankan. Lebih dari itu, transaksi non-tunai juga menyangkut keadaban demokrasi sebuah bangsa.

Transaksi non-tunai tak bisa tidak menjadi bagian dari solusi pemberantasan korupsi yang telah menjadi penyakit akut bangsa ini. Aneka transaksi koruptif akan sulit dilakukan ketika mekanisme pengelolaan keuangan negara berlangsung sepenuhnya secara elektronik: tercatat, terlacak, kredibel, dan akuntabel. Hanya para kriminal-lah yang melakukan transaksi tunai dalam jumlah besar. 

Barangkali, pada satu masa yang entah kapan, uang dalam bentuk fisik sungguh akan menjadi kenangan seperti keyakinan Reich di atas. Dompet kita sama sekali tidak lagi berisi uang, cuma tumpukan kartu.

Bentuk dompet barangkali juga akan berubah, atau mungkin kita tidak lagi butuh dompet seperti yang kita kenal selama ini, ketika uang-uang kita tersimpan dalam bahasa program di telepon seluler, tablet, atau komputer kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com