Apalagi ketika media sosial telah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan, sikap politik kelas menengah akan bisa berubah dengan sangat cepat.
Seiring dengan berkuasanya kelas menengah, hal ini akan menjadikan Depok sebagai wilayah yang sangat strategis. Tak hanya dalam terminologi geografis dan ekonomi, namun juga secara politik. Siapapun yang berhasil “menaklukkan” kelompok kelas menengah di kota ini, maka niscaya akan bisa melakukan hal serupa dengan mudah di wilayah lainnya.
Karenanya, tak heran banyak partai politik yang sangat berkepentingan menguasai Depok. Hingga mereka menyiapkan kader terbaiknya hanya untuk merebut jabatan walikota.
Di sisi lain, Depok juga akan sangat berpotensi menjadi “ladang pembantaian” bagi para politisi yang tidak bisa membaca tanda-tanda zaman.
Seperti yang terjadi saat ini, ketika wilayah lain berlomba-lomba menyediakan ruang publik yang layak, Depok justru makin dijejali pusat perbelanjaan. Kawasan yang harusnya menjadi resapan air, berubah menjadi kawasan permukiman. Kejahatan di mana-mana dan ketimpangan ekonomi makin menjadi.
Karena itu, berbagai ketidakpuasan tersebut harusnya menjadi warning bagi parpol yang selama ini menjadi ruling party, bahwa ke depan jangan terlalu berharap bisa kembali menguasai Depok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.