Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MoU dengan Pemerintah Diteken, Newmont Kembali Ekspor Konsentrat

Kompas.com - 04/09/2014, 14:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
-  PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) bersiap mengekspor kembali konsentrat tembaga, seiring dengan telah ditekennya nota kesepahaman dengan Pemerintah Indonesia.

Presiden Direktur PT NNT Martiono Hadianto menuturkan, setelah izin ekspor diperoleh, perseroan akan memanggil para karyawan dan kontraktor untuk kembali bekerja dan memulai kembali kegiatan operasi tambang tembaga dan emas Batu Hijau. Perseroan memperkirakan tambang Batu Hijau akan kembali melakukan ekspor konsentrat tembaga dan beroperasi secara normal pada bulan September.

“Kesepakatan kami dengan Pemerintah ini menunjukkan lebih lanjut komitmen PTNNT dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pengolahan dan pemurnian dalam negeri dan memulai kembali kegiatan operasi tambang Batu Hijau bagi kepentingan kita semua,” ujarnya dalam keterangan pers, Kamis (4/9/2014).

Nota Kesepahaman diteken oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara, Kementerian ESDM R. Sukhyar dan Martiono Hadianto. MoU tersebut akan menghasilkan sejumlah perubahan yang telah disepakati bersama pada Kontrak Karya (KK) PTNNT.

MoU tersebut bakal mengatur kesepahaman bersama atas enam hal pokok renegosiasi Kontrak Karya (KK), yang nantinya akan dimasukkan ke dalam amandemen KK. Keenam hal pokok tersebut adalah luas wilayah KK, royalti, pajak dan bea ekspor, pengolahan dan pemurnian dalam negeri, divestasi saham, penggunaan tenaga kerja lokal, barang dan jasa dalam negeri, dan masa berlaku KK.

Dengan ditekennya penandatanganan MoU tersebut, PTNNT telah setuju untuk membayar bea keluar dengan tarif sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah yang dikeluarkan pada Juli 2014, menyediakan dana jaminan keseriusan senilai 25 juta dollar AS sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan smelter, membayar royalti 4,0 persen untuk tembaga, 3,75 persen untuk emas, dan 3,25 persen untuk perak, serta membayar iuran tetap (deadrent) 2 dollar AS per hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com