"Dari subsidi BBM harus diturunkan, berarti harga harus naik. Tahun 2014 subsidi BBM hampir di atas Rp 246 triliun, 2015 turun jadi Rp 219 triliun. Kalau tidak ada kenaikan (harga BBM), bisa jebol lagi," kata Umar pada diskusi "Menata Kembali Tata Kelola Kebijakan Migas," Senin (8/9/2014).
Mantan Komisaris PT Pertamina tahun 2005 hingga 2012 ini mengungkapkan, pengalihan subsidi BBM harus dilakukan dengan cepat. Anggaran yang diperoleh dari pengalihan tersebut dapat digunakan untuk membantu sektor tradisional. Sehingga, rakyat, khususnya rakyat kecil dapat secara langsung merasakan dampak kenaikan harga BBM terhadap kesejahteraan mereka.
"Pengalihan BBM juga harus one to one. Setiap Rp 1 subsidi (BBM) yang dihemat, maka sektor tradisional akan dapat bantuan Rp 1 juga," ujar Umar.
Di samping itu, pengalihan subsidi BBM dinilainya juga harus benar-benar dikawal dengan baik. Dengan pengawasan dan pengawalan yang baik, maka tidak akan terjadi kebocoran. Umar mencontohkan, pengalihan subsidi BBM dengan cara menaikkan harga dapat membantu sektor pertanian misalnya pertanian padi.
Anggaran yang diperoleh dari kebijakan tersebut dapat digunakan untuk program-program yang cepat, seperti mendirikan kios saprotan di pedesaan dan pompanisasi di daerah-daerah lumbung beras. "Program cepat yang lain juga adalah pembelian gabah oleh pemerintah dengan harga yang menyejahterakan petani dan proses pengeringan," jelas Umar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.