Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/09/2014, 20:07 WIB
|
EditorErlangga Djumena

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat energi Kurtubi menyatakan, Indonesia dapat akan lebih berdaulat dalam sektor energi. Salah satu caranya adalah dengan membenahi tata kelola migas dan tak bergantung pada mafia.

"Jadi kita harapkan pemerintahan Jokowi membuat sejarah besar mengubah tata kelola migas menuju kedaulatan kekayaan alam kita, tidak tergantung dengan mafia. Kita produksi sendiri, kita jual sendiri. Kenapa tidak?" kata Kurtubi pada diskusi "Menata Kembali Tata Kelola Kebijakan Migas" di Jakarta, Senin (8/9/2014).

Oleh karena itu, ujar dia, pemerintahan baru harus menyusun sistem distribusi minyak yang lebih transparan. Sistem distribusi itu dapat memonitor distribusi BBM mulai dari tempat pertama importasi hingga tempat terakhir penyaluran BBM di beberapa daerah di Tanah Air.

Lebih lanjut, Kurtubi mengatakan dirinya juga akan mengusulkan kepada pemerintah baru untuk lebih memberikan wewenang penuh kepada PT Pertamina sebagai regulator migas. "Dalam kontrol harus diciptakan sistem untuk kontrol secara fisik BBM itu lari kemana, sistem IT, untuk menghindari berbagai macam peluang korupsi perlu diciptakan sistem distribusi yang dapat di kontrol secara online, on time, dan secara fisik. Sekarang ini belum ada," ujar dia.

Penyelundupan BBM menurut Kurtubi dibongkar secara menyeluruh. Ke depan, Pertamina pun harus dibuat transparan dan akuntabel. "Kalau masih korupsi juga, hukum berat, sebab akan dikasih kewenangan," sebutnya.

Sekedar informasi, beberapa waktu lalu Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) bersama Bareskrim Polri berhasil mengungkap kasus penyelundupan migas senilai Rp 1,3 triliun. Tersangkanya adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemkot Batam dan pengusaha kapal Ahmad Mahbub alias Abop.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+