Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Subsidi Energi Mengerikan

Kompas.com - 17/09/2014, 14:41 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) A Tony Prasetiantono mengatakan, subsidi energi Indonesia merupakan sentimen di dalam negeri yang negatif bagi nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Saking besarnya, subsidi ini dinilainya sudah membahayakan.

"Subsidi energi mengerikan. Dari tahun 2009 hingga 2014 subsidi energi meningkat. Tahun ini subsidi energi Rp 349,5 triliun dan tahun depan Rp 363 triliun," kata Tony saat memberi ceramah pada acara Investor Summit and Capital Market Expo, Rabu (17/9/2014).

Subsidi energi yang terlalu besar ini, lanjut Tony, dipandang investor tidak sustain dan membuat struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia buruk. Oleh karena itu, pola seperti ini harus diubah.

"Sebenarnya momentum baik bagi SBY untuk mengubah ini, tapi tampaknya dia punya kalkulasi lain. Kalau subsidi dipangkas, bisa membuat chaos (kekacauan). Padahal subsidi energi mencapai 19 sampai 20 persen terhadap APBN," ujar Tony.

Sebagai perumpamaan, Tony memaparkan venue Piala Dunia di Brasil terdapat 12 stadion baru maupun renovasi memakan ongkos 3,5 miliar dollar AS atau Rp 40 triliun. Dengan anggaran subsidi energi, Indonesia dapat membuat stadion hingga 10 kali dari yang ada di Brasil.

"Biaya penyelenggaraan Piala Dunia 13,5 miliar dollar AS, katakanlah dengan mark up, korupsi jadi 15 miliar dollar AS. Dengan subsidi energi Rp 350 triliun, kita bisa mengadakan 2 kali Piala Dunia," kata Tony, diikuti tawa hadirin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com