Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Mengenang Masa Ketika Beli Mobil Harus Bawa Uang Sekardus

Kompas.com - 22/09/2014, 11:35 WIB
|
EditorHeru Margianto

"Saya dulu enggak ngerti. Akhirnya anak-anak yang buat (rekening), saya diajak ke bank. Lalu diajari bagaimana menyetor uang, transfer, mengambil uang, pokoknya kebutuhan yang dasar saja. Kata anak-anak, biar mereka gampang kirim uang ke saya," jelas dia.

Kini, Tuti mengaku layanan perbankan yang ada saat ini memudahkannya dalam mengelola transaksi keuangan. Ia menjelaskan, dirinya sudah memiliki kartu debit sehingga dapat mengambil uang melalui ATM.

"Iya, sekarang sudah punya kartu ATM. Lumayan, kalau mau ambil uang untuk belanja, saya tinggal ke ATM. Tapi jarang, soalnya lama-lama jalan kaki sedikit sudah capek," ujarnya sambil tertawa.

Antre di bank

Sementara itu, cerita Widya (58), seorang pensiunan perusahaan swasta, berbeda lagi. Pada masa lalu, sekitar kurun 1980-an, saat teknologi belum secanggih sekarang, ia harus pergi ke bank dan mengantre di sana untuk mentransfer uang. Prosesnya lama: menulis di formulir untuk transfer, antre di teller, baru bisa transfer.

"Dulu saya sudah (sering melakukan) transfer, tapi ya tidak pakai kartu debit. Kalau transfer ya pakai pemindahbukuan, kita ke bank lalu menulis di slip," kata Widya.

Bagi Widya, perkembangan teknologi digital dalam dunia perbankan dewasa ini jauh lebih menguntungkan. Transaksi dapat berlangsung cepat dan aman.

Layanan transaksi elektronik juga membantu masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi. Masyarakat kini tidak perlu lagi datang ke kantor bank untuk segala keperluan perbankan.

***

Sepenggal cerita di atas memberikan gambaran, kala teknologi belum menyatukan dunia seperti saat ini, berbagai “kerepotan” harus dialami bila ingin melakukan transaksi dalam jumlah besar. Masa itu belum lama berlalu. Pada zaman digital ini, semua “kerepotan” tersebut berubah menjadi “kemudahan”. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Awal Sesi, IHSG dan Rupiah Bangkit

Awal Sesi, IHSG dan Rupiah Bangkit

Whats New
Mentan SYL Wajibkan Produsen Daftarkan Pupuk yang Diedarkan

Mentan SYL Wajibkan Produsen Daftarkan Pupuk yang Diedarkan

Whats New
Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral se-ASEAN Berkumpul di Bali, Bahas Apa?

Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral se-ASEAN Berkumpul di Bali, Bahas Apa?

Whats New
Harga Kripto Rontok akibat Kasus Binance, Cek Harganya Hari Ini

Harga Kripto Rontok akibat Kasus Binance, Cek Harganya Hari Ini

Whats New
Kekhawatiran Krisis Perbankan Mereda, Harga Minyak Dunia Naik 4 Persen

Kekhawatiran Krisis Perbankan Mereda, Harga Minyak Dunia Naik 4 Persen

Whats New
IHSG Hari Ini Bakal Bangkit? Simak Rekomendasi Sahamnya

IHSG Hari Ini Bakal Bangkit? Simak Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Bos Alibaba Jack Ma Kembali Muncul di China Setelah Setahun di Luar Negeri

Bos Alibaba Jack Ma Kembali Muncul di China Setelah Setahun di Luar Negeri

Whats New
Bos BUMN Rangkap Jabatan Tak Bisa Lagi Bergaji Dobel, Ahok: Pertamina Sudah dari 2020

Bos BUMN Rangkap Jabatan Tak Bisa Lagi Bergaji Dobel, Ahok: Pertamina Sudah dari 2020

Whats New
Wall Street Mayoritas Hijau, Saham First Republic Melonjak 11,8 Persen

Wall Street Mayoritas Hijau, Saham First Republic Melonjak 11,8 Persen

Whats New
Soal ASN Pamer Harta, Sandiaga: Berdampak Negatif, Masyarakat Sedang Berjuang

Soal ASN Pamer Harta, Sandiaga: Berdampak Negatif, Masyarakat Sedang Berjuang

Whats New
Alasan Impor KRL Bekas, Bos KAI: Harga Jauh Lebih Murah dari yang Baru

Alasan Impor KRL Bekas, Bos KAI: Harga Jauh Lebih Murah dari yang Baru

Whats New
Bos BUMN Boleh Rangkap Jabatan, tetapi Gaji Enggak Dobel

Bos BUMN Boleh Rangkap Jabatan, tetapi Gaji Enggak Dobel

Whats New
[POPULER MONEY] Modus Pungli Berjemaah PNS Bea dan Cukai di Kualanamu | Sri Mulyani Akui Naik Alphard di Apron Bandara

[POPULER MONEY] Modus Pungli Berjemaah PNS Bea dan Cukai di Kualanamu | Sri Mulyani Akui Naik Alphard di Apron Bandara

Whats New
Sri Mulyani Rapat 5 Jam dengan DPR Jelaskan Transaksi Janggal hingga Alphard Masuk Apron

Sri Mulyani Rapat 5 Jam dengan DPR Jelaskan Transaksi Janggal hingga Alphard Masuk Apron

Whats New
Mencapai Sakinah Keuangan di Bulan Ramadhan

Mencapai Sakinah Keuangan di Bulan Ramadhan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+