"Kalau hanya cetak untuk memudahkan menjual ke Indonesia, bahaya juga. Karena masalah raw material impor masih akan kita hadapi. Selain itu, mereka akan cari rupiah. Ini akan menimbulkan bahaya di kemudian hari karena mereka mencari pinjaman di dalam negeri, di mana likuiditas Indonesia tidak longgar," ujar Presiden Direktur Bank Central Asia Tbk., Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Rabu (24/9/2014).
Di sisi lain, Jahja tidak menampik bahwa FDI baru memang belum akan terlalu banyak masuk ke Indonesia sampai Juni tahun depan.
Menurut Jahja, investor asing cenderung enggan menanamkan modal pada situasi yang belum jelas di Indonesia. Hal berbeda akan terjadi pada FDI yang sudah lama berkegiatan di Indonesia.
Lebih lanjut, Jahja menegaskan bahwa FDI yang masuk ke Indonesia pun harus diperhatikan efeknya bagi perekonomian dalam negeri. FDI yang masuk, idealnya berusaha menggunakan tenaga kerja lokal dalam jumlah besar. Selain itu, pemerintah juga perlu mencermati jenis industri yang dimasukinya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.