Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: Insiden Freeport Cederai Kepercayaan RI

Kompas.com - 29/09/2014, 08:33 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Satya Wira Yudha, mengatakan, longsornya area tambang PT Freeport Indonesia telah mencederai kepercayaan pemerintah dan parlemen RI terhadap Freeport.

Ditemui seusai rapat Badan Anggaran, di Senayan, Jakarta, Minggu (28/9/2014), politisi Partai Golkar itu menjelaskan, tadinya pemerintah menyepakati royalti Freeport cukup rendah dengan pertimbangan Pemerintah Indonesia melihat Freeport memiliki teknologi canggih. "Termasuk underground mining," kata dia.

Sekarang, lanjut Satya, meski pemerintah meminta royalti yang lebih tinggi, itu masih lebih rendah untuk standar dunia. Satya menuturkan, pemerintah masih menerima royalti yang cukup rendah karena lagi-lagi percaya bahwa Freeport memiliki teknologi.

"Nah kalau sekarang ada kecelakaan-kecelakaan yang tidak mencerminkan bahwa Freeport memiliki teknologi yang baik, berarti kepercayaan kita kepada Freeport menjadi berkurang," kata anggota Banggar itu.

Dia mengatakan, pemerintah memiliki ekspektasi bahwa Freeport memiliki teknologi canggih dan baik di bidang pertambangan. Praktis, seharusnya, kata dia, teknologi yang canggih ini linear dengan keselamatan para pekerja.

"Sekarang justru keunggulan Freeport itu sekarang dicederai oleh insiden itu. Kalau yang di underground mining itu sering mengalami kecelakaan, berarti sama saja kelasnya Freeport dengan perusahaan-perusahaan tambang yang tidak memiliki teknologi canggih," katanya.

Sebelumnya, diberitakan, batu pada tambang bawah tanah Freeport runtuh, pada Jumat (12/9/2014) pukul 23.30 waktu Indonesia Timur. Kejadian yang terjadi di area West Muck Bay, area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave, itu memakan satu orang korban jiwa. Tahun lalu, areal tambang yang digunakan sebagai fasilitas pelatihan Freeport juga runtuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com