Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkat Penjualan Sigaret, Gudang Garam Keluarkan Produk Baru

Kompas.com - 03/10/2014, 09:40 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Penjualan produk rokok jenis Sigeret Kretek Tangan (SKT) yang terus menurun tak membuat PT Gudang Garam Tbk (GGRM) kapok. Produsen rokok justru kembali mengeluarkan produk SKT baru yakni, Gudang Garam Gold.

Manajemen perusahaan ini pun mengakui, tak mudah menaikan kembali tren rokok SKT karena beralihnya refrensi konsumen ke jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM). Berdasarkan laporan keuangan GGRM di semester I-2014 ini penjualan SKT GGRM menurun 25,56 persen year on year (yoy) menjadi Rp 2,39 triliun. Padahal di semester I tahun lalu penjualan SKT GGRM mencapai Rp 3 triliun.

Meski demikian, pendapatan SKM GGRM justru menjadi Rp 29,36 triliun atau naik 27,43 persen dibandingkan tahun lalu Rp 23,04 triliun.

Analis Ciptadana Securities, Eveline Liauw mengatakan, keputusan GGRM mengeluarkan produk baru itu untuk menciptakan pasar baru yang lebih premium di segmen SKT. Tak hanya itu, ia bilang, kehadiran produk baru SKT untuk menggantikan produk lama yang sudah meredup seperti, Gudang Garam Djaja.

"Memang, segmen Djaja sudah turun, karena itu GGRM berharap masyarakat bisa beralih  ke Gudang Garam Gold," jelas Eveline, kepada KONTAN. Dia pun memperkirakan, produk baru GGRM bisa mengambil pasar produk lama. Padahal harga jual Gudang Garam Gold lebih mahal yakni di Rp 8.800 per bungkus dari produk lama di Rp 7.900 per bungkus.

Penjualan SKT turun

Berdasarkan data Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI) pangsa pasar rokok SKT terus menurun setiap tahunnya. Sejak 2009 pangsa pasar rokok SKT 32,8 persen, di 2013 pangsa pasarnya hanya sekitar 26,1 persen.

Eveline menambahkan produk baru bisa membuat GGRM bisa menjadi penguasa pasar rokok SKT. Selain itu, ia menilai, GGRM bisa memanfaatkan momentum dimana pesaing mengurangi SKT.

Joshua Tjeuw, Analis Trimegah Securities dalam riset 12 Agustus 2014 mengatakan, menurunnya minat pada produk SKT membuat produsen menutup pabrik. Seperti yang dilakukan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP). Joshua menambahkan, masuknya GGRM ke segmen Mild menyelamatkan keuangan perusahaan.

Hingga Agustus, pangsa pasar Mild GGRM cukup besar yakni 36 persen-38 persen. Ini membuat pangsa pasar GGRM secara keseluruhan berada di peringkat kedua 20,6 persen.

Tak hanya itu, Eveline mengatakan, ke depan produk rokok SKT akan meningkat meskipun belum bisa mengalahi produk SKM. Pasalnya, dari pemerintah sudah memberikan insentif untuk menyelamatkan rokok Indonesia. Eveline bilang, di 2015 cukai rokok SKT akan dikurangi 6 persen. Sehingga harga rokok SKT bisa jadi tak ikut naik.

Aturan pemerintah yang mengharuskan produsen rokok untuk mencantumkan gambar seram sejatinya tak terlalu berpengaruh kepada kinerja GGRM. Hal tersebut terbukti dari volume penjualan meningkat 37persen, padahal industri di turun 6 persen.

Ketiga analis ini, merekomendasikan buy. Eveline menargetkan di Rp 64.200, Joshua menargetkan di Rp 62.600. Dan, Herman menargetkan di harga Rp 54.300. Kamis (2/9/2014) saham GGRM turun 0,55 persen ke Rp 55.900 per saham.  (Sinar Putri S.Utami)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3, S1, dan S2

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3, S1, dan S2

Work Smart
Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Whats New
Rupiah Tertekan, 'Ruang' Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Rupiah Tertekan, "Ruang" Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Whats New
Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com