Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ngantor" Pakai Kolor di Dunia yang Datar

Kompas.com - 09/10/2014, 08:27 WIB
Estu Suryowati

Penulis


“Ngantor bisa di Pulau Alor, ngantor enakan pakai kolor, siapa bilang yang begini bukan ngantor, ini baru ngantor..”


KOMPAS.com
– Anda pernah mendengar kalimat di atas? Ya, benar, itu kata-kata dalam tayangan komersial iklan rokok. Tulisan ini tidak ingin mengulas soal rokok, tapi konsep masyarakat zaman ini tentang kantor dan ke kantor.

Belum lama berlalu, konsep tentang bekerja di kantor adalah pakaian rapi dan berkumpul bersama secara fisik di sebuah ruangan di gedung tertentu. Setidaknya, sejak satu dasawarsa terakhir konsep kantor dan ke kantor berubah total.

Berkantor tidak melulu berarti berpakaian rapi apalagi pakai dasi dan berkumpul secara fisik di sebuah ruangan atau gedung. Berkantor bisa dilakukan di mana saja. Pekerjaan di Jakarta dapat dilakukan di Pulau Alor, bahkan hanya mengenakan kolor.

Itulah zaman kita saat ini. Bumi tidak lagi besar. Ruang dan waktu bukan lagi hambatan. Dunia tidak lagi bulat, tapi datar, kata Thomas L. Friedman dalam bukunya “The World is Flat”. Datar yang dimaksud Friedman adalah dunia ini tak lagi memiliki tapal batas. Segala hal di dunia ini bisa dikendalikan dari jarak jauh.

Seorang pialang saham di Indonesia, misalnya, dapat mengendalikan perdagangan di lantai bursa Eropa dari kamar kerjanya. Seorang customer service di India dapat melayani keluhan penumpang pesawat di Amerika yang kehilangan tasnya. Semua ujung bumi kini dapat terhubung satu sama lain. Individu-individu di segala sudut dunia dapat bekerja bersama tanpa harus saling bertatap muka.

Salah satu faktor yang membuat dunia ini menjadi datar, demikian Friedman, adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menemukan perangkat digital dan layanan nirkabel. Internet adalah salah satu “biang kerok”nya. Internet menghubungkan seluruh dunia. Teknologi digital membuat beragam hal dapat didigitalisasi dan disebarkan dengan mudah.

“….thanks to the PC-Windows-Netscape-work flow revolutions, all analog content and processes- everything from photography to entertainment to communication to word processing to architectural design to the management of my home lawn sprinkler system-are being digitized and therefore can be shaped, manipulated, and transmitted over computers, the Internet, satellites, or fiber-optic cable,” tulis Friedman.

Maka, tak heran jika ungkapan enakan ngantor pakai kolor bukanlah bualan atau impian kosong belaka. Banyak generasi zaman ini yang memang tak perlu lagi berdandan necis dalam bekerja. Mereka bekerja di rumah dan tetap terhubung dengan dunia luar seluas-luasnya. Tak sedikit yang merintis jaringan bisnis dari rumah mereka, termasuk para ibu rumah tangga.

Peluang baru di dunia digital ini membuat gembira para ibu rumah tangga. Mereka bisa produktif di rumah tanpa harus meninggalkan buah hati tercinta.

Home working mom

Sebut saja Fita Pertiwi (27). Sejak lima tahun silam, ibu satu orang anak ini telah menjajaki bisnis asesoris lewat media sosial. Kisahnya dimulai pada 2009 saat ia mencoba memproduksi sendiri asesoris dari flanel, rajutan, serta berbagai macam jenis kain, dan memasarkannya melalui Facebook, Blackberry Massenger, serta Kaskus.

Ibu dari Shaquille Faathir Aulia itu melihat media sosial sebagai peluang pasar potensial. Siapa yang tidak punya akun Facebook? Menurut Fita, hampir semua orang di dunia mempunyai akun Facebook.

The Guardian menyebut, sampai dengan akhir tahun 2013 tercatat ada 1,2 miliar pengguna aktif Facebook di seluruh dunia. Menurut catatan Social Bakers,  Indonesia adalah negara dengan populasi pengguna Facebook terbesar keempat di dunia setelah Amerika, India, dan Brazil. Anand Tilak, Country Manager Facebook untuk wilayah Indonesia, menyebut, pengguna Facebook di Indonesia mencapai 69 juta akun pada 2014. 

Dengan Facebook, kata Fita, ia dapat berinteraksi mudah dengan para konsumennya. “Terus gampang lihat fotonya dan komentarnya,” ujarnya kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Instrumen Kebijakan Fiskal yang Sering Digunakan di Indonesia

7 Instrumen Kebijakan Fiskal yang Sering Digunakan di Indonesia

Whats New
Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Whats New
CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

Whats New
Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com