Indeks dollar AS naik lagi ke 85,77 hingga dini hari tadi di tengah rencana Bank Sentral Uni Eropa (ECB) untuk melakukan pembelian obligasi korporasi. Angka MBA mortgage applications AS yang tumbuh cepat juga membantu penguatan indeks dollar AS. Inflasi AS diumumkan tetap di 1,7 secara taunan.
Angka itu masih di bawah target jangka panjang Bank Sentral AS, The Federal Reserve di angka 2 persen secara tahunan. Pagi ini ditunggu data PMI Manufacturing China yang diperkirakan bertahan di 50,2. Di malam hari PMI Manufacturing AS akan diumumkan dan diperkirakan turun.
"Sentimen dollar AS kuat diperkirakan bertahan di pasar Asia hari ini," tulis riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini.
Dari dalam negeri, euforia inagurasi Presiden Joko Widodo tidak mampu mencegah pelemahan rupiah. Hingga kemarin sore rupiah melemah tipis mengikuti pelemahan mata uang lain terhadap dollar AS di pasar Asia. Pelemahan juga terlihat di pasar SUN setelah beberapa hari mengalami penguatan signifikan.
"Hari ini pelemahan rupiah berpeluang berlanjut dengan kenaikan indeks dollar AS. Meskipun demikian baiknya data Tiongkok pagi ini diharapkan dapat mencegah pelemahan rupiah," tambahnya.
baca juga: Terlalu Lama Umumkan Menteri, Jokowi Dinilai Tak Elok
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.