Saat ini, dia menuturkan, hanya 70 juta orang yang memiliki akun bank. "Kalah (jumlah) dengan yang punya HP, kalah dengan yang merokok," kata Budi ditemui di sela-sela International Financial Inclusion Forum 2014, di Jakarta, Kamis (23/10/2014).
Berdasarkan laporan perusahaan telco, Budi menyatakan, saat ini jumlah pengguna ponsel di Indonesia sudah mencapai 220 juta. Namun, Budi tidak memiliki data pasti jumlah perokok di Indonesia. Dia hanya membandingkan dari jumlah warung yang menjual produk rokok, dengan jumlah cabang bank.
"Perusahaan rokok, perusahaan permen, perusahaan mie instan yang semua orang bisa akses itu, mereka punya 300.000 titik layanan, warung di mana konsumen bisa beli. Bank, paling cabangnya cuma 30.000," kata Budi.
Atas dasar itu, Budi menjelaskan, ada dua inisiatif yang dilakukan Bank Mandiri dalam mendorong financial inclusion. Pertama, program branchless banking, di mana menggunakan agen-agen untuk memberikan layanan perbankan. Kedua, menggandeng perusahaan telekomunikasi untuk memanfaatkan layanan IT, sehingga layanan perbankan bisa sampai ke pelosok.
"Karena kalau pakai cabang itu mahal untuk melayani. Jadi, kita perlu terobosan bagaimana outlet bank tidak harus cabang yang memberikan layanan keuangan standar seperti nabung dan mengakses kredit," pungkas Budi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.