“Jadi pesawat pertama milik pribadinya dulu untuk alat transportasi udara ekspor hasil laut. Pesawat itu saat akan perdana ekspor ke luar negeri, tapi enggak jadi karena dipakai membawa bantuan untuk korban bencana di Aceh," kenang Fuad, adik kandung Susi, saat ditemui di Pangandaran.
Pesawat milik Susi, ujar Fuad, adalah yang pertama bisa mendarat di daratan Aceh pada saat itu. "Pesawat Amerika saat itu enggak bisa (mendarat pertama), malah kecelakaan saat landing. Mulailah terkenal Susi saat itu dengan maskapainya sampai sekarang,” lanjut dia.
Dari layanan sosial di Aceh untuk penanganan pasca-tsunami, yang kemudian diperpanjang karena permintaan banyak kalangan, menurut Fuad, muncullah ide untuk membuat maskapai penerbangan jarak pendek di Indonesia.
Sasaran utama pada saat maskapai itu berdiri, sebut Fuad, adalah wilayah yang sulit dilintasi bila ditempuh lewat jalur darat, seperti di kawasan timur Indonesia. “Mulailah kakak saya mengembangkan usahanya di perusahaan maskapai penerbangan sampai sekarang," kata dia.
Seiring waktu, maskapai ini sekarang sudah melayani seluruh kawasan di Indonesia. "Setelah diketahui dunia, pilot dan kopilot asing pun mulai berdatangan untuk bekerja di sini," lanjut cerita Fuad.
Susi adalah salah satu menteri pada Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Sekalipun punya usaha besar di bidang perikanan dan penerbangan, Susi hanya mempunyai ijazah SMP. Selain itu, Susi juga bergaya bicara ceplas-ceplos, merokok, dan bertato.
Namun, tak sedikit pula orang yang angkat topi dengan pencapaian Susi sejauh ini. Kecerdasan dan ketangguhannya terbukti dari pencapaian perusahaannya, baik di perikanan maupun penerbangan itu. Susi Air, misalnya, setiap tahun masih terus menambah pesawat baru dan sekarang armadanya diperkuat tak kurang dari 80 pesawat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.