Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Berkomentar Miring, Aktivis Ini Kini Memuji Menteri Susi

Kompas.com - 03/11/2014, 16:48 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Belum genap dua minggu menteri-menteri dalam Kabinet Kerja bekerja, tetapi arah kebijakannya mulai tampak. Berbagai komentar mengenai kinerja para menteri pun mulai terdengar.

Salah satu komentar datang dari Ketua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Riza Damanik untuk Menteri Kelautan dan Perikanan. "Menurut saya, ini awal yang baik," ujar Riza kepada Kompas.com di Jakarta, Minggu (2/11/2014).

Riza menuturkan, kebijakan yang sudah diambil Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sejauh ini merupakan kebijakan baik. Transparansi publik, menurut Riza, merupakan perubahan besar dari era kepemimpinan pemerintah sebelumnya.

"Setidaknya untuk membuka data perizinan kapal yang selama ini sangat tertutup. Padahal, transparansi dan partisipasi publik dalam pengelolaan perikanan menjadi kunci pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab," imbuhnya.

Lebih lanjut, Riza juga mengungkapkan pentingnya Menteri Kelautan dan Perikanan untuk terus menjaga substansinya, terutama agar menteri dan kementerian tidak perlu terjerembap dalam kesalahan pemerintahan sebelumnya.

"Hanya saja, perlu dijaga substansinya agar tidak mengulang kesalahan yang serupa dari menteri-menteri sebelumnya," pungkasnya.

Sebagai catatan, sejak diangkatnya Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Riza "vokal" dalam melayangkan kritiknya. Riza pernah melayangkan surat terbuka yang mempertanyakan ketidaktransparanan dana bantuan korban tsunami dari Susi Pudjiastuti, kewarganegaraan suami Susi, serta moda pembayaran tenaga kerja Susi kepada karyawannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com