Kepala BPS, Suryamin menengarai belum adanya link and match antara pendidikan kejuruan dengan permintaan industri menyebabkan lulusan SMK adalah yang paling banyak menganggur.
"Kejuruan seharusnya langsung dapat kerja. Barang kali belum ada link and match. Tentu ini menjadi masukan pemerintah, tapi biasanya sekolahnya yang punya kerjasama. Ini informasi untuk pemerintah untuk menurunkan tingkat pengangguran. SMK itu kan ahli, tapi malah terjadi peningkatan sedikit,” ucap Suryamin di Jakarta, Rabu (5/11/2014).
Ia menyebutkan kontribusi lulusan SMK dalam total jumlah penganggur terus meningkat setahun terakhir. Pada Agustus 2013, lulusan SMK yang menganggur mencapai 11,21 persen terhadap tingkat pengangguran terbuka.
Setelah SMK, lulusan Sekolah Menengah Atas adalah yang tertinggi kedua sebagai pengangguran, yakni 9,55 persen. Berturut-turut Sekolah Menengah Pertama sebesar 7,15 persen, Diploma I/II/III sebesar 6,14 persen.
Adapun pengangguran dari lulusan universitas sebanyak 5,65 persen, dan terakhir lulusan SD ke bawah sebanyak 3,04 persen.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.